Showing posts with label Musik. Show all posts
Showing posts with label Musik. Show all posts

Monday, October 7, 2013

You Wish I'm a Dead Fish But Let Me Wish...

It started out as a feeling which then grew into a hope, which then turned into a quiet thought, which then turned into a quiet word and then that word grew louder and louder until it was a battle cry. I'll come back when you call me. No need to say goodbye. Just because everything's changing doesn't mean it's never been this way before. All you can do is try to know who your friends are as you head off to the war. Pick a star on the dark horizon and follow the light. You'll come back when it's over. No need to say goodbye. Now we're back to the beginning. It's just a feeling and no one knows yet. But just because they can't feel it too doesn't mean that you have to forget. Let your memories grow stronger and stronger until they're before your eyes. You'll come back when they call you. No need to say goodbye.

You'll come back when your memories call you. No need to say goodbye.


Thanks, Regina.

Friday, October 4, 2013

Fly Little Wing.


Now she's walking through the clouds with a circus mind that's running wild. Butterflies and zebras and moonbeams and fairy tales. All she ever thinks about is riding with the wind. When I'm sad, she comes to me with a thousand smiles. She gives to me, free. "It's alright, it's alright", she says. "Take anything you want from me. Anything". Now she's walking through the clouds with a circus mind that's running wild. Butterflies and zebras and moonbeams and fairy tales. All she ever thinks about is riding with the wind..


Fly, oh my little wing..

Monday, September 30, 2013

Feelin Good, Nina?

Hello Nina,

Kemaren nama lo sempet kesebut-sebut sama gue. Soalnya ada yang nanya ke gue, bagusan mana elo atau Ella Fitzgerald atau Billie Holiday. Spontan aja gue sebut nama lo, walau diantara kalian bertiga gue juga ga begitu kenal-kenal amat sama kalian. Tapi suatu waktu gue pernah denger lo nyanyiin lagu ini, dan gue serasa James Bond. Nama lo langsung kepatri banget, walaupun gue bukan tipe orang yang cepet dan gampang ngafalin judul lagu. Makanya waktu pas dia nanya, “lagu Nina Simone yang mana?” gue langsung jawab gue lupa. Haha.

Sekarang gue ga tau lo lagi ngapain di alam barzah, sembari nunggu Allah nyelesaiin kiamat. Mungkin lo lagi nyanyi Feeling Good di depan malaikat Rakib sama Atid atau lo lagi duduk termangu bengong bosen nungguin kiamat yang gatau kapan bakal terjadi. Sabar aja deh ya. Tapi kalo misalnya lo ada waktu senggang di waktu penantian lo ini dan ada waktu ngintip orang internetan, coba deh search tumblr gue dan baca tulisan ini. Karena mulai pagi ini gue ngefans sama suara “kelam” lu, dan ga bakal ngelupain lagu lu yang ini untuk yang kedua kalinya. Hehe.

Yaudahsip. Ngopi-ngopi dulu gih sana lu.

*Cheers!*.

Link Lagu: (Di klik aja sini, ini bukan virus kok sumpah deh, beneran. Ini link ke tumblr guaa.. disini gabisa posting lagu soalnya..)

Saturday, September 21, 2013

Satu Lagu Blues

Babe, I'm Gonna Leave You. I said baby, you know I'm gonna leave you. I'll leave you when the summertime. Leave you when the summer comes a-rollin. Leave you when the summer comes along. Baby, I wanna leave you. I ain't jokin' woman, I got to ramble. I believin' we really got to ramble. I can hear it callin' me the way it used to do, I can hear it callin' me back home. Babe, I'm gonna leave you

I know, I never never never gonna leave you babe. But I got to go away from this place. I've got to quit you. I know it feels good to have you back again and I know that one day baby, it's really gonna grow, yes it is. We gonna go walkin' through the park every day. Come what may, every day. It was really, really good. You made me happy every single day.

But now, I've got to go away.


#np Babe, I'm Gonna Leave You - Led Zeppelin

Wednesday, July 31, 2013

Padamu Negeri

"Padamu negeri kami berjanji 
Padamu negeri kami berbakti
 Padamu negeri kami mengabdi 
Bagimu negeri jiwa raga kami"

                                           -Kusbini

Jadi ceritanya, dulu banget sewaktu gue masih jadi mahasiswa dan masih kemana-mana naik motor, gue pernah bengong dalam perjalanan balik dari Depok menuju rumah. Waktu itu sih sekitaran jam 12 malem. Di daerah Bambu Apus yang emang hawanya bikin bengong banget. Bukan bengong jorok atau bengong ngelamun masa depan, tapi entah kenapa random aja gue dalam kebengongan gue itu terlintas (harus mikirin) lagu Padamu Negeri. Iya men, Padamu Negeri. Lagu nasional yang sangat terkenal, sampe si pencipta lagunya kalah terkenal daripada ciptaannya sendiri.

Tapi pernah ga sih lo, merhatiin liriknya? Apa cuma sekedar nyanyi karena emang kewajiban jaman dulu disuruh nyanyi begituan waktu upacara dan ketika lo baru mau merhatiin liriknya eh lagunya udah abis?
  
Iya sih, sebenernya wajar kalo anak-anak jaman sekarang ga terlalu merhatiin lirik lagu Padamu Negeri. Ngapain? Euforia masa-masa kemerdekaan udah lewat, penjajahan di atas dunia udah dihapuskan dan sudah ditentang dimana-mana seperti yang ditulis di pembukaan UUD 1945, perekonomian kita udah keluar dari krisis, dan negeri kita sudah lama sekali merdeka dan menjadi negeri berpolitik bebas aktif. Jadi emang wajarlah ketika lirik lagu-lagu ini udah ga dilirik lagi (baca: udah ga laku). Mungkin aja, gue adalah spesies anak-anak jaman sekarang yang langka karena randomnya udah keterlaluan, sampe kepikiran aja ngelirik lagi lirik lagu Padamu Negeri di jaman dimana lirik lagu cinta-cintaan Maroon 5 udah jadi bahan apalan anak-anak SD jaman sekarang yang ngalahin apalan pelajaran..

Nah iya lagu ini sebenernya termasuk lagu cepet. Ga sampe 5 menit lagu ini udah selesai. Biasanya dinyanyiin dengan paduan suara biar bikin efek dramatis dan khusyuk. Lirik lagu ini menurut gue, cukup singkat namun padat. Cuma empat bait. Tiap bait berisi 10 suku kata, kecuali bait terakhir yang 11 suku kata. Ah, tapi lebih daripada itu, hal yang membuat gue bengong yaitu arti dan makna dari lagu ini. Ketika lo nyanyiin lagu ini, lo langsung berjanji men. Perjanjian yang sebenernya ga sadar lo ucapkan. Perjanjian untuk berbakti dan mengabdi seluruh jiwa raga bagi negeri ini.

Saat gue sadarin bahwa secara ga sadar gue udah berjanji untuk melakukan semua itu untuk negeri ini dan melihat realita bahwa udah 60-an tahun Indonesia merdeka justru banyak keterbelakangan yang belakangan ini dilakukan oleh banyak orang di negeri ini, gue justru makin bengong. Anjir. Ngapain gue mesti repot-repot janji ngurusin negeri ini yang belakangan udah ancur banget ini? Negeri yang harus gue bom nuklir dulu satu generasi dan dibangun dari nol supaya jadi bener. Negeri yang harus gue tutup dulu dari pengaruh asing dan membenahi dan membangun ideologi dan karakter bangsa supaya fundamen kebangsaan rakyatnya kuat. Negeri yang belakangan ini ga pernah mau menghargai dan ga pernah mau percaya pada kemampuan yang dimiliki masyarakatnya sendiri? 

Pesimis banget? Iye, emang. Ciri khas Pisces begitu. Tapi kepesimisan gue ini justru jadi optimisme yang lain. Optimisme bahwa nantinya ada orang yang mau mewujudkan impian gue untuk mengumpulkan dan memilih orang-orang terbaik di bidang mereka masing-masing dan memiliki integritas pada negeri ini melebihi kepentingan diri, kelompok atau partai. Mengevakuasi mereka untuk sementara waktu sambil memberikan beasiswa supaya mereka belajar lagi hingga bisa mempertajam ilmu dari bidang mereka masing-masing. Menghapuskan satu generasi yang tidak diperlukan di Indonesia ini lalu menarik kembali orang-orang terbaik itu untuk bertugas membangun lagi negeri ini dari awal. Pemikiran boleh beragam, tapi Ideologi harus satu. Supaya kita tetap berada dalam ideologi yang satu itu, perlu dibentuk sebuah desain besar terhadap arah dan tujuan negeri tersebut. Siapapun yang melenceng dari situ, dipersilakan untuk mencari suaka ke negeri yang mengakomodasi ideologi mereka. Negeri ini ga perlu penduduk yang banyak secara kuantitas, tapi kita perlu banyak penduduk yang berkualitas dan berdisiplin ideologi. Kita membutuhkan penduduk terpilih yang layak untuk berada di negeri ini dan bertanggung-jawab secara jiwa dan raga terhadap negeri ini. Kita butuh orang-orang yang tegas berada dalam rel ideologi negara dan melakukan semua kepentingan kita berdasarkan pada ideologi tersebut. Kita harus membenahi mental inferior yang sudah kadung terpatri dan jadi warisan kolonialis ini dengan cara meningkatkan kualitas dan martabat kita dengan belajar, memproduksi dan menentukan jalan negara ini sendiri.

Serem? Gue sendiri juga serem kalo misalnya ada presiden yang begitu. Tapi mending begitu sih daripada kita cuma menuh-menuhin negeri ini dengan orang-orang yang ga berkualitas. Jadi, ketika gue malem itu balik dari Depok dan sampe rumah dengan selamat, gue berdoa supaya gue ga jadi presiden. Karena kalo itu kejadian, gue bakal jadi presiden yang begitu. Masalahnya ketika lo pikirin hal sekompleks itu dari kerandoman lo dengerin lagu Padamu Negeri itu agak gimaanaaa gitu. Hahaha. Sering banget kadang kerandoman gue jadi masalah serius yang nguing-nguing di kepala gue sendiri.

Intinya, gue gamau janji apa-apa buat negeri ini. Kalo gue harus berjanji untuk melakukan bakti dan pengabdian untuk negeri ini, yang bakal gue lakukan udah gue ungkapkan tadi. Hehe. Tapi yaudahlah, berhubung gue bukan presiden, kita santai aja. Kita bakal menikmati (entah-sampai-kapan) negeri kita yang katanya indah dan berseri ini. Kita bakal menikmati keragaman berbagai macam pemikiran-pemikiran orang yang beragam tapi tidak pernah berdisiplin ikut dalam aturan, jadi bikin ancur sendiri negeri ini pelan-pelan. Kita santai aja sampe kita ketemu orang yang mau mewujudkan impian gue. Tapi lo santai aja karena nemu orang yang mau mewujudkan kerandoman gue ini mungkin mustahil.

*Cheers*

Saturday, May 4, 2013

PayungTeduh di Hopla

Alhamdulillah banget, selama (hampir) gue tujuh tahun menimba ilmu baik formal dan non-formal di kampus UI, gue banyak banget dapet ilmu dan relationship. Persetan lah ya dengan pikiran sempit tentang relationship yang berhubungan dengan lapangan pekerjaan. Bagi gue, harusnya relationship dipandang lebih daripada itu. Kualitasnya coy.

Selama itu juga, gue kenal dan tahu sebuah band yang lahir dari rahim FIB UI. Payung Teduh. Sebuah band yang tadinya cuma berisi musisi-musisi pengisi musik teater Pagupon. Lama-lama mereka yang memusikalisasi puisi-puisi untuk Teater Pagupon makin lama makin tenar dengan cara ngamen gerilyanya. Sebuah usaha yang patut diapresiasi. Gue inget dulu Payung Teduh masih berdua doang, Is dan Comi dibantu Gita. Waktu itu gue masih maba. Liat mereka rutin ngamen di kancut lama.

Semalem, gue nonton mereka lagi. Banyak temen-temen yang dateng. Suasananya juga gila.
Some chit-chat with Wano brings back a lot of memories. Is tadi nyanyi macem jadi backsound kita ngobrol aja. Ada dua lagu Payung Teduh yang bikin gue Bregg pas gue nonton tadi.

"Kucari kamu.. kutemui.. kau tiadaa... | Kucari kamu.. kutemui.. kau berubaaah.."
Bregg. Seketika gue galau. Bukan.. Bukan karena mikirin seseorang. Justru perasaan itu berkecamuk ketika gue bilang ke Wano dan Yoel, "ini lagu, dari gue buat Tesas". Dan seketika itu juga semacam slide-slide memori bermunculan tentang masa-masa gue dulu di Teater Sastra. Ya.. pas latihan alam, latihan Macbeth, thanksgiving HIV, thanksgiving Macbeth, dan lalalili yang lainnya...

Sekarang bahkan gue masih galau dengan seseuatu yang pernah gue anggep jadi rumah kedua gue. Semuanya begitu berubah. Kita semua emang harus berubah. Tapi kenapa ketika perubahan itu adalah keniscayaan, beberapa orang menganggap perubahan itu adalah sesuatu yang belum saatnya yang justru malah menggerogoti rumah itu sendiri. Rumah kalo udah ketuaan, perlu dipugar dikit-dikit kali.. Yap. Gue cape kaya begitu.

Lagu kedua Payung Teduh yang bikin Bregg adalah lagu "Sisa-Sisa Keikhlasan Yang Tak Diikhlaskan". Ergh. Kenapa haq? Jadi begini... Ergggh.... Gabisa jelasinnyah... Ergghh.. Pokoknya... Erghh.. Pusing. Gue ngantuk. Udahan ah. Bye.

*Cheers*

Hopla Epistemologis. FAK. HAHA

Karena Hopla (Hopla 3: Dedicated to Mas Dekun), lagi-lagi gue mikirin sesuatu yang ga bakalan mikirin gue. Sekangen itu gue sama suasana yang dibangun pas acara Hopla tadi di Kantin Kerucut FIB UI. Sebuah acara musik, ga perlu mewah-mewah, cukup sederhana dengan hiasan-hiasan cantik lampu-lampu yang di kerjain sendiri tapi efektif bikin lu ngeblend dengan suasana kebersamaannya. Banyak yang dateng diacara Hopla tadi udah menjadikan acara musik tadi kaya acara tali kasih. Kerinduan akan kebersamaan dengan muka-muka lama itu muncul lagi. Ketemu ini sapa-peluk, ketemu itu sapa-peluk. Sesuatu yang bahkan jarang gue temuin di angkatan 2010 kebawah: substansi kebersamaan, dan sapa-nya tentunya. Kenapa kita bisa sedrastis itu ya perubahannya?

Biasanya nih, anak2 FIB sekarang yg cupu2 gitu gapernah nongkrong dikansas lebih dari jam st.8 malem. Baru malem ini rame lagi kansas. Salut. Padahal dulu, nongkrong sampe malem sambil gegitaran itu hal normal. Acara kaya hopla gitu normal bgt dulu. Sekarang asing. Seasing-asingnya. Zaman berubah. Teknologi berubah. Rektor berubah. Kebijakan berubah. Pergaulan berubah. Gue berubah. Lu berubah. Kita Power Rangers semua.
Entah hal itu kepikiran. Anjir. Ngapain sih gue mikirin beginian...
Intinya, gue sekangen itu dengan acara-acara yang bisa bikin kita ngumpul bareng. Sesuatu yang bisa bikin lo kenal sama junior dan senior yang bahkan 7 tahun diatas lu dan lu bisa sharing-sharing segala hal. Sesuatu yang bisa bikin lo ngerasa seneng bisa punya rasa kebersamaan, kekerabatan dan kekeluargaan. Hal yang barangkali ilang di angkatan 2010 kebawah. Wong, temen angkatan sendiri aja banyak yang ga kenal. Alesannya selalu klasik, "angkatan gue kan ada 1000 lebih..". Bahkan gue yakin, orang-orang yang ngomong kaya gitu bahkan 200 temen pun ga ada yang dia kenal. Sekedar tau, mungkin iya.

Gue rasa, kampus gue tercinta udah dimasuki generasi-generasi 2000an yang individualis. Yap. Barangkali bagi mereka pertemuan, bukan sesuatu yang lumrah. Pertemuan adalah sesuatu yang asing. Karena prinsip-prinsip urusan saya adalah milik saya dan urusan kamu bukan milik saya. Mereka memiliki kecenderungan anti-sosial dan lebih baik mengasingkan diri dalam dunia maya. Kasihan. Kalaupun ada pertemuan, bagi mereka substansi pertemuan adalah perkara kuantitas bukan kualitas. Lalu setelah teori itu, kita lihat saja gimana cetakan mahasiswa-mahasiswa sekarang... Mentalnya tempe, sedikit-dikit ngeluh, ketemu malem takut, gelep sedikit takut, angkat air seember ngeluh, cape sedikit istirahat, ketemu dikit gosip, baca buku sedikit ketiduran, dengerin orang ngomong dikit udah males, ketemu senior ga ada permisi-permisinyah, anti-kritik, bla-bla-bla... Bahkan yang paling parah sih ya mahasiswa-mahasiswa sekarang terlalu cuek dan kehilangan rasa ramahnya. Ga heran deh lu liat mahasiswa sekarang tangannya lembek-lembek kaya daging sapi Wagyu. Fiks. *gue lagi jahat, ngejudge* *bodo amat*

Yaudahlah. Gitu aja. Yang jelas, Hopla mengobati rindu gue banget akan substansi pertemuan yang sesungguhnya: Kualitas melebihi kuantitas.

*Cheers*