Friday, December 25, 2015

Your Heart

I know a place where the temperature is fifteen milion degrees
and the pressure would crush you to a microscopic dot.
That place is the core of the sun

I know a place where the magnetic fields
would rip you apart atom by atom.
The surface of a neutron star, a magnetar.

I know a place where my life began,
That place is near,
That place is here,
That place is your heart.

Tuesday, December 22, 2015

Short Time

πŸ‘ΈπŸ»     : "Tak terasa ya, kita sudah hidup bersama selama 2 tahun. Menikah, punya kehidupan, dikaruniai anak yang lucu, tinggal di rumah dengan udara sejuk dan pemandangan danau air tawar setiap harinya, lalu melihat bayangan pohon pinus memanjang dari barat kala senjahari"
πŸ‘±πŸΌ     : "Ya. Tapi masih ada yang ingin kutanyakan padamu"
πŸ‘ΈπŸ»     : "Maka tanyalah"
πŸ‘±πŸΌ     : "Siapa namamu?"

Friday, December 11, 2015

"Jadi apa ini? Semacam romantisme? Kalau bukan, kalau sekedar nyinyir tentang keadaan, ya baiknya kita luruskan menjadi romantisme betulan"

"Hahaha ini nostalgila, jadi indah karena layarnya di belakang bukan di depan"

Tuesday, December 8, 2015

Pencitraan

Kerap kali kita mendengar atau melihat kata "pencitraan" terhadap seseorang yang sedang melakukan sesuatu. Kalo ada orang tumben-tumbenan berbuat baik, maka perbuatan baiknya kadang disebut pencitraan. Kalo ada orang lagi posting tulisan galau, maka perbuatan galaunya kadang disebut pencitraan. Kalo ada orang lagi ga ngapa-ngapain juga kadang disebut pencitraan. Tindakan positif, negatif, atau bahkan ga ngapa-ngapain pun kadang tetap masuk dalam term 'pencitraan'. Syit. Tapi apa sih pencitraan itu?

Oke. Ini gue copy paste aja sih --> Bill Canton (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111) memberikan definisi atau pengertian sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi <-- bagi gue penjelasan ini udah cukup mendefinisikan kata 'pencitraan'.

***

Ada beberapa kata kunci di sana: kesan; perasaan; gambaran diri; dan sengaja diciptakan. Oke, dalam hal ini gue mendefinisikan ulang kata pencitraan menurut gue yang artinya upaya yang sengaja diciptakan untuk menimbulkan sebuah gambaran diri (pribadi/institusi) yang membuat kesan pada/bagi orang lain dengan maksud tertentu.

Pertama, pencitraan dibentuk oleh unsur kesengajaan. Ada niat untuk membuat gambaran diri. Artinya, pencitraan mutlak membutuhkan inisiatif si pembuat citra. Tidak mungkin ada pencitraan yang terjadi karena kebetulan atau apa adanya. Apa pun itu.

Terus kalo pencitraannya itu orang lain yang bikin tentang kita gimana? Misalnya, kaya kemaren Jokowi atau Prabowo pas pilpres yang pencitraannya dibentuk karena oranglain/simpatisan/tim sukses. Semacam ada citra kalo Jokowi itu sederhana, lembek, boneka partai, dsb. Atau kalo citra Prabowo itu tegas, berani, berintegritas, nasionalis, namun bocor dimana-mana. Jawab gue, terus apa masalahnya? Gambaran diri ga berarti tentang diri sendiri. Bisa jadi tentang diri oranglain juga. Tapi apakah lo itu mau bikin pencitraan buat Jokowi atau Prabowo, intinya adalah adanya maksud dan tujuan tertentu. Tentu maksud dan tujuan di contoh tersebut adalah pemenangan Pilpres.

Tapi gimana kalo misalnya si Bu Joko, tetangga sebelah yang habis-habisan dipuji setinggi langit sama Bu Purba di depan Bu Aminah. Tindakan Bu Purba yang melakukan pencitraan Bu Joko di depan Bu Aminah, mungkin juga punya maksud dan tujuan tertentu. Maksud dan tujuan itu sebenernya cuma Bu Purba saja yang mengetahui. Kita hanya bisa menduga. Bisa jadi tujuannya memang tulus; atau tujuannya adalah sebagai pemanis percakapan; atau tujuannya adalah sedang menjilat agar nantinya urusan Bu Purba dengan Bu Joko bisa lancar; atau tujuannya adalah justru sarkasme. Ini gue bakal jelasin nanti.

Kedua, pencitraan menciptakan impresi. Nah, 'membuat terkesan' pada oranglain ga berarti harus selalu meninggalkan hal yang positif. Yang namanya kesan, tentu ada yang kesan positif, kesan negatif, atau bisa saja kesan netral. Lalu apakah kesan orang lain jadi masalah? Jawabnya menurut gue, engga.

Lalu pertanyaannya, apakah pencitraan harus menciptakan kesan positif?

***


Debatable.
Bagi gue, pencitraan ga selalu harus menciptakan kesan positif. Kenapa?



***

Kesan positif dan kesan negatif, bahkan kesan netral/biasa aja, sebenernya tergantung dari bagaimana kita secara sengaja membentuk citraan/gambaran diri. Seorang calon bupati misalnya, dalam rangka memenangkan pilkada, ia kadang berkampanye seolah menyayangi ibunya. Difoto dengan gambar ia sedang memeluk ibunya, seolah-olah si Ibu juga merestui anaknya yang calon bupati itu. Ia, si calon bupati, dengan sengaja berusaha membangun gambaran diri dengan maksud agar para calon pemilih memiliki kesan positif terhadap si calon bupati ini. Para calon pemilih seakan digiring pada kesan anak yang sayang ibu, sholeh, agamis, dsb dengan foto tersebut.

Tapi, apakah pencitraan positif akan tetap selalu menghasilkan kesan positif? Jawabnya engga selalu.

Mungkin di satu dua tempat cara pencitraan gitu efektif. Di satu dua kesempatan cara pencitraan gitu ampuh. Tapi coba lo bayangin, kalo di seluruh Pilkada, di seluruh tempat, semua calon bupati atau kepala daerah melakukan pencitraan yang sama. Apakah terjadi kesan positif? Justru menurut gue,  malah yang terjadi adalah sebaliknya. Orang bakal paham, bahwa ternyata ibu yang memeluk anaknya yang calon kepala pemerintahan adalah strategi kampanye busuk yang basi. Orang bakal muak dengan cara-cara seperti itu.

Lalu, poinnya?

***

Orang beranggapan bahwa pencitraan adalah selamanya tentang membangun sebuah konstruksi citraan yang selalu berujung positif. No. Enggak. Justru yang harusnya jadi perhatian setiap orang adalah unsur kesengajaan yang diciptakan.

Seseorang, anggaplah Mawar, selalu memposting tulisan galau, gambar sedih, gambar yang menyayat-nyayat kalbu, meme tentang jomblo, atau status-status yang kesannya emo banget. Apa ia bener-bener sedih? Sama halnya dengan si calon bupati di atas tadi, apa dia bener-bener soleh? Jawabnya...









.....ada di ujung langit. Kita ke sana dengan seorang anak. Anak yang tangkas dan juga pemberani..

***

Engga. Pencitraan bukanlah tentang hasil/kesimpulan, tapi tentang motivasi. Semua pencitraan adalah penggiringan opini secara sengaja oleh si pembuat citra agar orang yang terkesan menyimpulkan sesuatu seperti yang dicitrakan. Pencitraan Mawar yang super galau adalah pencitraan negatif tentang dirinya. Bisa aja orang bakal ga simpatik sama si Mawar. Tapi mungkin memang itu tujuan dia: ketika orang menyimpulkan sesuatu terhadapnya. Ketika orang kadung mengenal Mawar sebagai seorang Emo, maka Mawar bisa saja mengambil keuntungan yang luar biasa terhadap miskonsepsi oranglain padanya.

Atau ambil contoh lain, misal si Agus. Agus, mencitrakan diri sebagai seorang lelaki kemayu-kemayuan. Ketika cewe-cewe udah menyimpulkan bahwa Agus adalah lelaki kemayu, maka saat itu Agus mengambil kesempatan untuk mandi bareng sama si cewe-cewe ini. Ah tapi sialan juga gua bikin contoh.... Hahaha.

Tapi poin gue, sebenernya pencitraan itu bukan sesuatu yang mutlak. Yang namanya pencitraan selalu ada unsur kesengajaan yang melingkupi motivasi-motivasi yang ga kita pahami, kecuali si pembuat citra itu sendiri yang paham. Sama kaya contoh Bu Purba di atas. Seperti yang gue percaya, bahwa seeing is deceiving, bahwa hanya dengan lo melihat doang lo akan ketipu banget meeeen sama yang namanya 'dunia yang apa adanya'. Engga. Ga ada yang namanya apa adanya pada sebuah pencitraan. Selalu ada maksud, selalu ada tujuan, selalu ada motivasi dan selalu ada kesengajaan.

***

Baiknya, lo selalu ati-ati pada sebuah pencitraan. Orang yang mencitrakan dirinya pintar, bisa jadi lagi pura-pura pintar atau memang pintar beneran. Tapi poin gue bukan mencari apakah orang ini beneran pintar atau lagi pura-pura pintar. Poin gue adalah, ketika lo meyakini bahwa orang ini pintar, maka apakah dia lagi memanfaatkan keyakinan lo tersebut pada dirinya? Sebaliknya, ketika lo meyakini bahwa orang ini lagi pura-pura pintar, maka apakah dia juga lagi memanfaatkan keyakinan lo tersebut pada dirinya?


***

Jadi, setelah lo baca ini, apakah gue lagi memanfaatkan lo untuk meyakini sesuatu terhadap diri gue?
Kalo iya, lo mesti hati-hati sama keyakinan lo sendiri itu.
because....





















seeing is deceiving.
***

Cheeers!
(2) Bill Canton (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111) memberikan definisi atau pengertian sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bisnis/apa-itu-pencitraan_54f7204da33311096f8b456d
2) Bill Canton (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111) memberikan definisi atau pengertian sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bisnis/apa-itu-pencitraan_54f7204da33311096f8b456d
2) Bill Canton (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111) memberikan definisi atau pengertian sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bisnis/apa-itu-pencitraan_54f7204da33311096f8b456d
(2) Bill Canton (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111) memberikan definisi atau pengertian sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bisnis/apa-itu-pencitraan_54f7204da33311096f8b456d
(2) Bill Canton (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111) memberikan definisi atau pengertian sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bisnis/apa-itu-pencitraan_54f7204da33311096f8b456d
Bill Canton (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111) memberikan definisi atau pengertian sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bisnis/apa-itu-pencitraan_54f7204da33311096f8b456d
Bill Canton (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111) memberikan definisi atau pengertian sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bisnis/apa-itu-pencitraan_54f7204da33311096f8b456d