Wednesday, December 25, 2013

Senang Bukan Kepalang

25 Desember 2013 ga disangka-sangka gue kehadiran tiga landak mini baru. Anak-anak landak mini ini lahir entah dari rahim siapa, tapi gue bisa duga dia lahir dari rahim Semog yang emang makin gendut dan menjurus obesitas. Senengnya bukan kepalang. Setelah gue kehilangan tiga landak mini: Si Sidvi, Si Sibil dan Si Ludwig dalam satu hari yang bersamaan, ini seakan-akan jadi penggantinya. Katanya kalo orang ikhlas ngerelain sesuatu, orang itu bakal dapat penggantinya yang mungkin lebih baik. Amin aja. Yang jelas, gue udah dapet pengganti dari ketiga landak jantan gue yang mati itu. Apakah akan lebih baik dari segi fisik, gen dan sifat? Semoga saja.

Landak-landak ini belom ketauan berjenis kelamin apa. Belom gue cek. Yang jelas seperti biasa gue sudah menyiapkan beberapa nama. Waktu kelahiran pertama Semog, nama anak-anaknya gue ambil dari nama musisi-musisi pentolan musik Punk, seperti Siouxsie Sioux, Sid Vicious dan Billie Joe Armstrong. Waktu gue beli dua landak dari Gaby, gue kasih nama landak itu dari nama musikus klasik Ludwig Van Beethoven. Nah untuk kelahiran yang hari ini, gue udah nyiapin beberapa nama pelukis dunia yang legendaris. Tapi siapa saja nama-nama itu, masih gue pikirin lagi. Mungkin akan gue sisipin beberapa nama-nama lainnya. Hehehe.

Pokoknya hari ini gue seneng bukan kepalaang. Yeeah!

Tuesday, December 24, 2013

Feromon

Feromonku yang mendatangkanmu padaku dan feromonmu yang mendatangkanku padamu.
Tak perlu bicara hal yang metafisik seperti nasib atau takdir.
Sekarang cuci badanmu dulu.
Pakai bajumu yang sederhana.
Aku akan ceritakan dongeng kecil dari kerajaan Persia dan ketika kamu hampir lelah mendengar dongeng, mari kita lakukan sesuatu yang membuat feromonmu dan feromonku bertemu.

Saturday, December 21, 2013

Abang

Bang, dimana bang? Kamu dicariin lho sama tiang listrik depan rumah. Katanya gelap gak ada kamu. Saban hari kamu yang selalu nyalain lampu di tiang listrik itu, kan tiap jam enam malam?. Orang-orang jadi segan tuh tiap mau nyalain lampu itu sebelum kamu yang nyalain. Takut dikira nyerobot tugas negara. Kamu ingat Pak Dahlan yang baru satu bulan yang lalu meninggal itu? Itu lho, yang rumahnya ada di perempatan gang, dua rumah dari kiri. Persis depan rumahnya Bu Matsyukur, tukang nasi uduk langganan kita. Iya, dulu Pak Dahlan pernah kan, sekali nyalain lampu di situ gara-gara lampu itu belum nyala juga walau sudah jam enam malam. Lalu sepuluh menit kemudian saat kamu mau nyalain lampu itu dan melihat lampu itu sudah nyala, kamu ngamuk-ngamuk. Kita kira ribut-ribut itu gara-gara ada maling ketangkep atau orang kesurupan, gaktaunya kamu ngamuk gara-gara lampu itu keburu dinyalakan sama Pak Dahlan. Inget gak, Bang?

Sekarang, setiap orang di kompleks sudah tahu rutinitas kecil yang saban kamu lakukan dengan tiang listrik depan rumah itu. Ada satu orang saja yang nekat nyalain lampu itu, pasti ngamukmu enggak bakal bisa diredam sampai empat jam kemudian. Pernah juga kan kejadian ada orang yang kita juga gak tau siapa iseng nyalain, terus kamu ngamuk sampe jam sepuluh malam. Kesian juga bikin tetangga jadi ikut capek bantuin nahan-nahanin energi kamu yang berlebih. Orang-orang yang punya autisme kayakmu bang memang butuh perhatian lebih. Barangkali perhatian-perhatian yang luput dari perhatian orang biasa. Ayah sama mama mungkin gaktau caranya kasih perhatian-perhatian khusus itu, bang. Tapi bukan jadi alasan juga kamu gak pulang-pulang ke rumah bang. Mama jadi sakit-sakitan gara-gara stress, ayah juga sama. Orang-orang udah banyak yang bantu tapi selalu buntu. Bulan ini, udah hampir masuk bulan yang kedelapan kamu gak pulang. Kertas tentang informasi kamu hilang yang ditempel di tiang listrik depan rumah juga udah hampir gak bisa dibaca lagi. Jalanan depan rumah sekarang masih gelap bang, nunggu lampu di tiang listrik itu dinyalain sama kamu.

Bang, dimana bang? Kamu dicariin lho sama tiang listrik depan rumah.

Gengsi Ngasih Judul.

Aku sering berkelahi dengan ibuku. Kami memang sering tersulut emosi jika membicarakan apa yang masing-masing kami anggap benar. Ibuku tak pernah mau kalah, dan tak pernah mau salah. Sebenarnya, sama juga denganku. Jika kupinjam istilah astrologis, ibuku adalah Leo yang taat karena emosinya yang meledak-ledak, sementara aku Pisces yang taat karena gengsi untuk mengalah. Bukan sekedar adu argumentasi, tapi kami pernah berkelahi. Benar-benar berkelahi secara literal. Ber-ke-la-hi. Ya. Tonjok-tonjokan. Hehehe. Bekas cakarnya di dadaku, salah satu tanda yang membekas dari sisa-sisa perkelahian kami. Tapi bekas ini, tak akan kusesali. Perkelahian-perkelahian itu adalah cinta yang kucari, dan bekas cakarnya ini sengaja kubiarkan begitu saja. Biar kuingat sampai mati peninggalan cinta ibuku ini untukku, yang selalu mengajariku cinta tulus, hanya saja penerjemahan-penerjemahanku yang semau-maunya. Sesuka-sukanya. Semoga ia tak sempat menyumpah-serapahiku sebagai anak durhaka walau dalam gumamannya. Aku tau ia cinta aku dan ia tau aku cinta dia walau cara kami saling mencintai tak biasa.

Untukmu, bu
Selamat hari ibu.

Monday, December 16, 2013

Hore

Momen Norak Ini Harus Dipajang

Horeee. Sebagai blogger amatiran, gak berpengalaman dan menjurus kepada norak, dapet jumlah pengunjung yang udah mencapai 10.000 sebelum ganti tahun merupakan sebuah pencapaian yang bikin gue seneng aja gitu. Haha. Mau bilang ini luarbiasa sih enggak, cuma ya seneng aja udah bisa sampe segitu banyak yang baca atau sekedar liat-liat blog yang tanpa visi dan misi ini. Hahahaha.

Makasih ya yang udah secara sukarela, atau yang terpaksa, yang sadar, yang gak sadar, yang seneng, yang gak seneng, yang sengaja, maupun yang tidak sengaja baca dan masuk ke blog ini. Terimakasih juga kepada orang-orang yang gue gak tau siapa, yang udah buat gue ketawa-ketawa dengan kata-kata pencarian seperti: 'toket queen', 'toket cabe-cabean', 'foto kontol terpanjang', 'video donita ngesex', 'ayahku ngaceng', dan lain sebagainya yang, entah kenapa, jadi refer ke blog ini. Hahahaha.

Terimakasih untuk Hopla, Teater Pagupon, Teater Sastra, Avie Rajanti Putrie, dan English Art Lab yang jadi topik bacaan paling diminati pembaca. Terimakasih buat IP Indonesia, Amerika, Rusia, dan sebagainya yang udah buka blog ini juga. Gue yakin sih mereka gak ngerti-ngerti amat sama sampah-sampah yang ada disini. Hahahaha.

O iya satu lagi. Gue lagi buka Facebook dan melihat kemungkinan kalau umur Facebook gak akan lama lagi. Jadi gue buru-buru menuju kumpulan notes gue dan memilih notes-notes yang banyak dikomentarin sama temen-temen. Nah, beberapa udah ada yang gue tampilkan di blog ini hehe. Lumayan buat nostalgia juga ya. Mungkin gue juga kapan-kapan gue bakal nulis tentang proses kreatif dibalik beberapa tulisan itu. Ah, tapi masih wacana aja sih.

Sudah dulu, selamat hari Senin saudara-saudari.

Hujan (* *)

Sesedih itukah kau dengan hujan?

kau tau,
aku juga tak suka hujan.
tapi kali itu beda.
aku bahagia saat hujan turun,
karena hujan menahan dirinya disana untukku sendiri..


***

Jadi, kapan hujan lagi Tuhan?



-----------
August 30, 2009 at 2:10am
https://www.facebook.com/notes/nihaqus-nihaq-yuhamus/hujan-/128021136639

Hujan.

ya..
kemarin memang hujan dan itu membuyarkan semua rencana kamu.
padahal kamu sudah merencanakan rencana yang matang-matang untuk bertemu dia.
baju telah kau siapkan.
badanmu penuh dengan wewangian.
lima jam bersolek di depan cermin demi bertemu dengan dia.
tapi dalam lima menit semua rencana hancur lebur.

ya.
kemarin memang hujan dan itu membuyarkan semua rencana kamu.
padahal kamu sudah merencanakan rencana yang matang-matang untuk bersama dia.

***


Kamu nanar.
Memandang rintik yang jatuh dari balik dedaunan.
Mengawasi air-air yang mulai berkumpul menggenang.

Hujan deras di luar sana.
Dan matamu gerimis.

***

kemarin memang hujan dan itu membuyarkan semua rencana kamu.
Tapi apa yang kamu bisa lakukan lagi?
apa kamu ingin protes pada Tuhan yang menggagalkan rencanamu?
Padahal katanya Tuhan memiliki rencana yang paling baik untuk umatNYA?

***

matamu gerimis dan kamu tidak mau kalah derasnya dengan rintik hujan.

***

Lebih baik kamu simpan saja baju yang telah kamu persiapkan itu,
untuk dia nanti.
Lebih baik kamu hapus saja maskara dan gincu merahmu itu,
untuk dia nanti.
Simpan saja wewangianmu untuk sebuah hari dengannya.
Saat hari tak hujan.

***






----
August 28, 2009 at 3:53pm
https://www.facebook.com/note.php?note_id=127300206639

beda.

"Putuskan dia! sekarang juga!!", bentak ibu dengan nada keras.

***

Maafkan aku.
Rahasia kita terbongkar sudah.
Dan aku tak bisa menahan amarah ibu dengan semua penjelasanku.
ibu sudah sampai pada harga mati:
aku harus memutuskan kamu.


***

Aku diliputi rasa galau yang luar biasanya saat ini.
Ibu tau jika aku telah menjalin dengan kamu yang menurut ibu berbeda dengan kami.
Agamamu dijadikan masalah.

Padahal dulu aku yakin sekali agama kita tak jauh berbeda.
kau dan aku punya Tuhan yang sama, kan?

***

Menurut ibu, kamu tidak baik untukku.
ya, lagi lagi itu didasarkan pada agamamu.
Apa itu fair?

Sedangkan belum tentu juga yang satu agama denganku baik untukku juga.
Sudah berapa manusia seagama yang kawin cerai?
Sudah berapa pula manusia berpoligami atas dasar sunah agama?

***

Memutuskanmu memang merupakan jalan berat yang sangat sulit kutempuh.
Namun,
dengan memutuskanmu itu jauh lebih baik daripada memaksamu untuk mengikuti keyakinanku.
Ya.
Aku tak mau kau berbalik arah.
Dan membalik keyakinanmu atas dasar cinta.
Tidak.
Jika Tuhan saja sudah berani kau khianati, apalagi aku yang hanya makhluk-Nya?

***

Stop.
aku muak bicara ini lagi.






-------------------------------
September 7, 2009 at 6:52am
Notes Facebook:
https://www.facebook.com/notes/nihaqus-nihaq-yuhamus/beda/132462561639

biarkan saja hari ini hujan

biar airmatamu bisa nyaru.biar kamu tak usah lagi malu-malu menangis kehilanganku.



-------------------------------
October 10, 2009 at 10:52pm
https://www.facebook.com/notes/nihaqus-nihaq-yuhamus/biarkan-saja-hari-ini-hujan/154261961639

Sunday, December 15, 2013

Hapuskanlah Ingatanku?

"Hapuskanlah ingatanku bila itu tentang dia. Kuinginku lupakannya"

Baris yang aneh dan terasa goblok (Sorry kasar). Lo kira kalo memori itu hilang, segala kehidupan lo akan berubah jadi lebih baik? Enggak, menurut gue. Kalo A dan B gue andaikan sebagai sebuah situasi yang berbeda 180 derajat, dimana A adalah situasi yang pahit banget dan ingin lo hilangin dalam memori lo sementara B adalah situasi lo saat ini, maka saat lo berjalan menuju B, lo pasti melewati A. Sepait apapun kenangan dan pengalaman lo di A, lo gak boleh sedikit pun melupakannya dan menghapusnya. Kenapa? Karena itu yang membawa lo ke B. Proses belajar yang membawa lo ke B adalah A. Hahaha. Paradoks? Emang. Tapi, kalo lo coba ilangin A dalam hidup lo, mustahil lo sampe ke B. Malah lo akan terjebak dalam A untuk yang kedua kalinya, ketiga kalinya, keempat kalinya, seterusnya dan boom, lo justru jadi orang goblok yang gamau memori itu ada pada diri lo, tapi saat memori itu udah ilang lo justru balik-balik lagi ke kesalahan yang sama. HA-HA-HA-HA.

Saturday, December 14, 2013

Dalam Tiap Tatapan Curian

Dalam tiap tatapan curian, selalu ada senyum kecil yang berdengung terus hingga ujungnya tak kita ketahui.
Dalam tiap tatapan curian, cinta bicara dalam metafora yang berbeda.
Dalam tiap tatapan curian, selalu ada hal yang  membuat kita tetap bertahan menjadi pencuri.

Dalam tiap tatapan curian, kau bisa lanjutkan?

Thursday, December 12, 2013

From Me To You



Dimana kau?

Aku tahu kau saat ini sedang ingin menghindar. Menghindari kenyataan bahwa banyak orang diluar sana yang menunggumu. Menanti kata keluar darimu, paling tidak membicarakan keadaan batinmu. Apakah kau baik-baik saja?. Aku tahu kau sedang ingin bersembunyi. Sambil turut menyembunyikan lukamu yang menganga supaya tak tercium aroma busuk darinya. Asyik sendiri menambal lukamu hingga lupa waktu, lupa pada senyummu, dan lupa bahwa duniamu bukanlah di sebuah kamar seluas tiga kali empat meter itu.

Dimanapun kau berada, ketahuilah aku tetap menanti kata keluar darimu hentikan petualanganku

Wednesday, December 11, 2013

Foto Pemakaman Tragedi 5 Desember

Kamis lalu tepatnya tanggal 5 Desember 2013, gue kehilangan tiga landak gue sekaligus: Ludwig, Sibil dan Sidvi. Mereka mati semua. Sedih. (Baca: http://nihaqus.blogspot.com/2013/12/goodbye-lads.html) Cuma kesedihan berlebihan pun gak bakal balikin mereka hidup dan tinggal lagi ke kandangnya. Kita mesti menerima kenyataan dan mengambil tiap pelajaran dari hidup ini. Yoi Yoi. Yaudah sebelum gue mulai somay cem Mario Teguh, gue mau kasih foto-foto saat berbahagia dan saat berkabung. Foto-foto ini semua gak gue edit, udah gak ada tenaga lagi liat foto mereka men. Hehehe. Semoga landak-landak gue meringankan dosa-dosa gue nanti deh. Gue cuma berdoa semoga mereka dapet tempat terbaik aja, terserah Allah mau naro mereka dimana. :)


Foto Pertama Ludwig Si Pejantan Tangguh
Ludwig Masih Sehat
Di Akuarium Waktu Sehat
Tragedi 5 Desember:
  •  Kondisinya:
Mereka Bertiga Mati Di Akuarium. Best Friend banget lah.
Sibil kaya orang keracunan Baygon
Ludwig meringkuk. Rest In Peace.
Sibil Rest In Peace.
Sidvi, kaku.

  •  Evakuasi Korban:

  •  Menuju Pemakaman


  •  Pemakaman

Rest In Peace, Lads.
May Allah Bless You All
Gue Sebel Liat Lu Semua Ada Disini
Fakyuh lu semua.
Goodbye, Lads!

Saturday, December 7, 2013

Goodbye, Lads :")

"Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali."
- Q.S 2: 156

Rabu malam, gue balik dari Depok. Hal pertama yang gue lakukan adalah mengunjungi kandang landak-landak gue dan bermain bersama mereka. Ngebersihin tempat makanan, isi makanan dan isi ulang minum mereka. Di kandang besar, gue taro Sidvi, Sibil, Sexy, Semog dan Ludwina. Suara Sidvi dan Sibil udah mulai berisik karena masuk musim kawin. Gue gak yakin selama sehari kemarennya gue tinggal ke Depok itu, Sidvi dan Sibil gak ngewongin tiga betina yang ada di dalam kandang yang sama dengan mereka itu.

Setelah itu, gue masuk rumah. Bersihin badan, ganti baju, dan kembali keluar buat liat kandang landak gue lagi. Lalu gue memutuskan, kala itu udah Kamis jam 1 pagi, untuk memandikan ketiga pejantan gue: Sidvi, Sibil dan Ludwig. Gue masak air untuk mandi mereka dan nyiapin peralatan mandinya. Lalu gue masukin ketiga pejantan itu kedalem kamar mandi, dan mulai memandikan mereka. Gue mulai dari Ludwig, disusul Sibil dan terakhir Sidvi. Seneng banget ngeliat mereka mandi dan ngerasain air hangat. Gue sikatin badannya sampe bersih. Gue bersihin juga kuku-kuku mereka kalo tai yang nyelip-nyelip gitu. Gue kasih Dettol juga airnya supaya gak ada bakteri dan kuman.

Gak nyangka. Itu terakhir kalinya gue mandiin mereka. Karena setelah itu, gue masukin mereka dalam satu kandang kecil, sebuah akuarium berukuran 60x30, dan gobloknya gue gak mikir kalau kandang sekecil itu gak bisa menampung cukup oksigen untuk tiga landak bersamaan. Setelah mandiin mereka gue memang memasukkan mereka dalam kandang akuarium, karena kandang Ludwig basah kehujanan dan niatnya mau gue cuci keesokan paginya. Jadi kandang kecil itu untuk sementara aja mereka tidur dan mengantisipasi mereka kawin sembarangan. Gue taro mereka di akuarium itu dan gue tinggal tidur.

Entah lo mau percaya atau enggak, gue kebangun karena mimpi landak gue mati. Setelah itu gue buru-buru  bangun dan cek. Ternyata Sidvi, Sibil dan Ludwig udah mati dan kaku. Duri mereka tegak semua. Mulut Sibil keluar busa. Sementara Ludwig mati meringkuk dan Sidvi mati berbaring pasrah. Sedih. Sedih. Sedih. Sedih gue combo tiga, men!. Gue rasa mereka mati karena kurang oksigen dan gue yang nambah sedih lagi itu karena landak gue yang mati semuanya pejantan. Sidvi dan Sibil belom sempet ngerasain gue kawinin (walaupun mungkin mereka sempet curi-curi kawin). Mereka bertiga juga belom sempet rasain makan jangkrik, ulet hongkong, ulet jerman dan semua makanan mewah lainnya buat landak. Mereka juga belom sempet gue bawa pamer ke temen-temen gue. Fak lah.

Akhirnya, Kamis sore itu juga gue nguburin mereka bertiga. Nyokap gue nyuruh supaya nyuruh orang aja buat nguburin. Tapi biarpun hujan, gue tetep maksain ngubur mereka by myself. Ini peliharaan gue, gak seharusnya orang lain yang justru ngurusin mereka pas mati. Untungnya masih ada kebon kosong yang masih banyak tanah dan gak bertuan di deket rumah gue jadi gue bisa ngubur mereka disana. Semoga mereka gak menambah dosa gue nantinya, karena gue bener-bener nyesel ini kejadian dan pastinya bakal jadi pelajaran gue ke depannya. 

Intinya, gue sebagai manusia emang gak akan pernah tau kapan takdir seperti kematian ini akan menjemput gue atau makhluk-makhluk di sekitar gue. Tapi gue yakin, sebagai manusia hal terbaik yang bisa dilakukan sebelum kematian itu menjemput adalah memberikan kasih dan sayangnya dengan tulus kepada diri lo dan makhluk-makhluk di sekitar lo. Lo boleh setuju, boleh juga enggak. Tapi hal itu, yang membuat gue bisa tetep tabah dan sabar walaupun binatang peliharaan kesayangan gue mati langsung tiga.

Gue sempet foto-foto kondisi terakhir mereka saat udah kaku dan prosesi penguburan mereka. Tapi kali ini gue lagi ngeblog di tempat orang, jadinya nanti akan gue kasih kalo gue udah kembali ngeblog di rumah gue sendiri. Semoga kalian para pembaca ikut ngedoain tiga landak gue itu supaya tenang ya.

*Goodbye, lads*

Wednesday, November 27, 2013

Jet'aime Alsa

tampaknya doaku untukmu tak dikabulkan Tuhan.
tampaknya kamu tidak bahagia pun senang.
Apakah Tuhan begitu membenciku sehingga Dia tak mengabulkan doaku?
Atau kamu memang sengaja tak bahagia seolah-olah Tuhan tak mencintaiku?
Jika begitu, aku bisa tebak apa maksudmu sengaja tak bahagia...
Kau benar-benar mencintaiku hingga kau pun tak rela jika Tuhan mencintaiku...

-Ruang DPM FIB UI, entah kapan di tahun 2009-

Saturday, November 23, 2013

Piye, Mas?



Jum'at 22 November 2013.
Gue nemu gambar dari Tumblr yang ditayangkan oleh mdprolet.(Link Gambar)
Nah gambar itu lalu menginspirasi gue untuk nambah sebuah kalimat "Piye, mas?" yang terlintas begitu aja ketika pertama kali gue liat gambar ini.
Gue mempersilakan orang untuk menginterpretasikan sendiri apakah kalimat ini cocok dengan gambarnya, tapi menurut gue ini cukup mewakili beberapa pendapat yang merasa bahwa konstruksi kecantikan perempuan sudah terlalu dibentuk hingga tingkat yang tidak disadari oleh mereka (perempuan) sendiri bahkan juga mempengaruhi pendapat dari para lelaki. Contohnya ya ini: Ketika kita melihat perempuan yang "miara" rambut ketiak, sebagian dari kita masih merasa jijik atau respon negatif lainnya.
Jadi apakah konstruksi kecantikan yang ada dalam benak kita merupakan konstruksi yang dibuat produk-produk kosmetika dan terinternalisasi secara tidak sadar di otak kita ataukah kita mampu dengan sadar membentuk dan mendefinisikan sendiri kecantikan itu?

Jadi piye, mas?

Friday, November 22, 2013

Jangan Sakiti Hati Alpha


Jum'at, 22 November 2013.
Diinspirasi dari selentingan kalimat bernada keluhan seorang perempuan kala nelfon di angkot T 112, jurusan Depok-Kampung Rambutan via Jalan Cibubur.
Gue cuma ngebayangin aja kalo yang diajak ngobrol di ujung telfonnya itu Alpha Power Rangers, yang bentuk badannya gak jelas. Gimana doski ga sakit hati denger keluhan begini. :D
Tadinya diakhir gue mau nulis "Pesan Moral: Bersyukurlah Lu Masih Punya Badan" tapi takut terlalu tendensius seakan-akan gue udah cukup umur dan cukup bijaksana dan punya moral yang cukup baik juga untuk ngasih pesan buat para pembaca.

Fak. Gue lupa ngasih makan landak gue. Udahan dulu yak. Ketemu lagi nanti!

*Cheers!*

Tadi Tak Ada Gerimis

Tadi tak ada gerimis,
yang ada hanya warna biru jingga yang sengaja digurat matahari-hampir-terbenam di langit.
Sayang kamu pulang cepat sekali, tapi mudah-mudahan masih ada yang tersisa yang bisa kamu lihat dari balik jendela keretamu.
Malam perawan, bulan terlambat datang.
Venus sempat mengintip centil tapi pergi lagi ketika bulan hadir diperaduan.
Hati-hati sayang, stasiun tempatmu berhenti rawan pencuri.
Karena hanya kamu yang kutakutkan hilang lagi.

Jaga diri. Untuk kutemui lagi.

Thursday, November 21, 2013

 Edisi nyampah 20 November 2013.

Asal Sama Kamu, Mas.
Belah Aja Dadaku, Mas.
Bangsat Kamu, Mas.

Wednesday, November 20, 2013

Main Bersama Mereka

Sebenernya tulisan/foto-foto ini harusnya tayang bulan lalu karena kegiatan foto-foto ini dilakukan pada bulan lalu. Tapi saking pikunnya, gue lupa melulu! Untung tadi sempet buka-buka berkas Semog di komputer dan gue nemuin foto-foto yang belom sempet ditayangkan di blog ini. Hehehe. Ini foto Sidvi, Siouxsie dan Sibil (anak-anaknya Semog) waktu umur mereka sebulanan. Gue ajak main di pekarangan rumah untuk pertama kalinya. Badan mereka masih pitik-pitik, yang kalo sekali di remes mejret. Haha. Alhamdulillah, bayi-bayi landak ini semuanya jinak jadi aman kalo dipegang. :D

Siouxsie. You can call her Sexy.
Sexy's twin brother. Call him Sybil.

Sidvi.

Ini Sidvi. Fans Sid Vicious. Hobinya senyum-senyum kalo diajak Selfie

Sidvi ini duplikatnya Semog banget.

Sunday, November 10, 2013

#PosyanduAnakSemog: Bulan Kedua.

Sembilan November artinya udah dua bulan anak-anak Semog hadir di dunia ini. Sebagai kado, Jum'at malem gue pergi ke Pamulang untuk mengambil dua landak temen gue yang mau dia jual karena udah ga diurusin lagi. Dua landak itu masing-masing berjenis kelamin betina dan jantan. Jenisnya sendiri sp High Snow. Itu juga kata temen gue. Haha. Cirinya sih, durinya kebanyakan warna putih ada oranye-nya. Corak-pola warnanya juga putih. Warna item/coklat jarang banget di badannya. Moncongnya putih, ga coklat dan ga item. Matanya warna item, ga ada cincin biru di matanya. Warna di bagian perutnya agak oranye. Ukuran badannya lebih gede dari anak-anak Semog, tapi kalah jauh daripada Semog. Gue rasa umurnya sekitar 4-6 bulan. Makannya Whiskas minumnya Aqua, belagu. Haha.

Dua landak itu, yang jantan belom bernama sementara yang betina tadinya dinamain Moci, udah gue ganti namanya jadi Ludwig dan Ludwina. Ga ada alesan yang jelas kenapa gue namain demikian, cuma nama itu melintas aja sekelebat pas jalan ke Pamulang. Gue niatnya mau jadiin mereka indukan. Sambil nunggu anak-anak Semog cukup umur dan mereka semua bakal gue kawinin. Untuk sementara, untuk anak-anak Semog gue masih menggunakan pendekatan Pavlov walau masa sapih sebenernya sudah lewat. Anak-anak Semog sekarang udah bisa makan sendiri dan minum sendiri, udah ga netek lagi ke Semog. Semognya sendiri juga kayanya males netek-in mereka. Untuk Ludwig dan Ludwina gue pisah-kandangin, soalnya Ludwinanya galak banget. Padahal Ludwig udah ngaceng mulu. Haha.Tadi juga gue sempet nyoba tuker-tuker tempat tinggal mereka dan ngamatin pola mereka saat ketemu. Hasil pengamatan gue menyimpulkan, Ludwig tukang ngewe, Ludwina mungkin trauma karena korban perkawinan paksa, Semog masih sok malu-malu, Tiga anak Semog masih polos-polos. Haha

Yaudah, jadinya sekarang gue punya enam ekor landak mini: Dua jenis pinto, dua jenis brown snowflake, dua jenis High Snow. Emm.. tapi kok gue ga yakin ini High Snow ya, abis setelah googling cirinya mirip landak jenis Champagne. Hah persetanlah yang penting ada durinya. Haha.

Friday, November 8, 2013

Hujan

Hujan tampak marah-marah sekali. Sesekali petir menggelegar. Tak biasanya hujan semarah ini. Angin bertiup kencang mengempaskan pepohonan ke tanah. Aku terlalu takut untuk menerjang hujan ini. Aku tipe perempuan yang suka merunduk saja dan berteduh. Menunggu hujan reda biarpun hingga larut.

Baru tahun kedua aku kuliah disini. Belum banyak yang kukenal. Belum banyak pula yang aku ketahui. Aku biasa dijemput pulang oleh ayahku sepulangnya kerja. Tetapi hujan ini tampaknya memacetkan ibukota yang mudah tergenang air. Ayahku tak bisa menjemput pulang, mobilnya pasti terjebak dalam lautan roda-roda berputar lintasi Jakarta yang semakin memanas[1]. Aku sendirian dalam kebutaan tentang jalan pulang. Kini hanya ada aku, payung dan hujan dalam satu meja panjang penuh penantian ini. Tak ada gelas dan tak ada nyali.

Pukul setengah lima sore. Hujan tak kunjung berhenti. Memberi isyarat kelelahan pun tidak. Burung-burung gereja pun berteduh dibawah atap kantin ini, sibuk menghangatkan badan dan mengeringkan sayap-sayap basahnya. Hari semakin gelap, bayangan rumput kian pekat.

Pukul lima sore hujan reda walau masih sedikit terisak. Aku segera menuju jalan pulang. Payung hitam peninggalan almarhumah ibuku menemaniku. Aku tahu ibu akan selalu menemaniku dalam hujan yang menakutkan ini.

Hanya ada satu jalan dari kampusku menuju jalan pulang yaitu melalui gang sempit yang hanya muat dua orang. Kata orang, setiap malam menjelang tak jarang kejahatan menyapa tiap bayangan di sepanjang jalan gang ini. Ah, aku benci jalan ini. Makanya, aku berusaha pulang sebelum malam terlalu larut, sebelum cahaya tak bisa menembus jalan ini. Kebetulan, cahaya matahari masih sedikit menggelayut menunggu dilahap sang malam.

Lalu sosok itu muncul di ujung gang. Aku terlalu takut untuk menatap kejahatan, hingga kutundukkan kepalaku dan menatap tiap langkah kakiku. Doaku keluar dari mulutku. Aku pegangi payungku erat-erat, berharap ibu membantu menggenggam tanganku dari atas sana.

Aku merasa kakinya mulai mendekat dan ketika kakiku berpapasan dengan kakinya, aku menatapnya. Aku menatap mata yang begitu melekat dalam mataku. Kita saling berpapasan dan mengangkat payung bersamaan[2]. Aku tersenyum simpul dan dia juga. Ini suatu kebetulan yang membuatku senang dan membuat detak jantungku tak beraturan. Ini adalah aliran yang datang dari langit, ketika hujan datang.

Sejak saat itu, aku selalu menolak jika ayah menawarkan jemputan. Sejak saat itu, aku juga tak lagi takut kepada hujan dan selalu senang menanti hujan datang.

***

Hujan datang lagi. Sejak saat itu aku selalu senang menunggu hujan datang karena aku tahu akan ada pelangi sehabis hujan. Kali ini aku tak membawa payung peninggalan ibuku, karena aku ingin menikmati aliran itu lagi sendirian. Aliran yang dibawa turun dari langit langsung, yang membuatku mabuk kasmaran. Aku ingin menatap mata itu lagi sendirian. Mata yang melekat di mataku yang membuatku jatuh cinta.

Aku sampai diujung jalan gang itu. Aku belum menemukan sosok yang kutunggu. Detik jam terus berdetak membawa dingin masuk kedalam sel kulitku. Aku terus menanti. Tapi tetap tak kutemukan sosok itu diujung gang. Aku kehujanan. Aku basah, oleh hujan dan air mataku sendiri.

Mengapa Tuhan menciptakan misteri atau segala kemungkinan yang tak mampu kita tebak?

***

Hujan datang lagi. Sejak saat itu, aku tak terlalu senang lagi dengan kehadirannya. Karena ternyata pelangi tak selalu muncul sehabis hujan. Pelangi akan datang ketika ada sinar mentari terpantul bulir-bulir air yang menggenang. Sementara hujan hanyalah air yang turun dari langit. Aku paham. Bahwa tak selamanya kemungkinan kehidupan bisa kita tebak akhir ceritanya. Ini misteri yang dari dulu alam bawa, ada sebelum Adam ditendang Tuhan ke bumi ini. Cerita cinta kita ternyata bukan sesuatu yang turun dari langit. Dan aku tutup, cinta pada pandangan pertama itu ternyata sesuatu yang nyata namun absurd.

Pukul lima sore. Hujan tak kunjung berhenti. Aku kembali meminta ayahku menjemput pulang. Aku kembali suka merunduk dan berteduh. Menunggu hujan reda biarpun larut, karena aku takut basah lagi oleh hujan dan air mataku sendiri.

***

[1] The Bobrocks – Romansa Kaum Urban, (2010) Album Kompilasi Sounds From FISIP UI Vol.1, Depok.
[2] Ayusya Abiansekar – Parade Toleransi, (2009) Terbanglah Dara, Kelirpro: Depok.

cinta tidak jatuh dari langit.
Cinta Tidak Jatuh Dari Langit.


 ***
February 17, 2011 at 5:46pm
Notes Facebook:
https://www.facebook.com/notes/nihaqus-nihaq-yuhamus/hujan/501304551639



Thursday, November 7, 2013

Mungkin Besok

"Sekarang saya lagi lelah. Suasana hati saya lagi kacau. Barusan saya minum-minum alkohol, habis 4 botol sendirian. Saya mikir, kenapa setiap saya jalan selalu ada awan hitam kecil yang mengikuti saya. Mengelilingi jalan saya. Selalu. Kelabu. Buang waktu. Mending saya mabok. Jalan-jalan ke luar, ga tentu arah. Ga ada tujuan. Beli senyum orang yang bisa kita lengkungin kaya pelangi. Bebas. Semuanya bebas. Now, I wanna take my time for me. All me. Mungkin besok, saya baru akan cari jalan pulang saya sendiri.”, tulis Mama di ponsel Papa saat aku curi-curi melihatnya. Sekedar mencari jawaban kenapa Mama belum pulang 2 bulan ini.

Friday, November 1, 2013

Monolog: Jujur (oleh Kamga)

Halo November. Bulan ini bukan bulan yang spesial di tahun ini karena hari merahnya cuma satu. Haha. Jadi gue ga gimana-gimana juga untuk bulan ini. Biasa aja. Oh, tadi gue lagi iseng baca-baca beberapa blog dan gue nemu satu tulisan dari Kamga yang gue temukan di Tumblr. Tulisan ini adalah salah satu seri monolognya di Tumblrnya: www.kamga-mo.tumblr.com. Sehingga, untuk pertama kalinya gue repost tulisan orang di blog ini, tapi menurut gue tulisan ini bagus buat direnungkan: Apa kita selama ini emang yang membentuk masyarakat yang ga jujur? Haha. Jadi, silakan baca.

"Pesan sebelum baca: ini gw nulisnya sambil ketawa2, jadi bacanya moodnya senyum ya. Jangan kaget. Here goes..
Gw suka senin malem. Bisa ke hanglekir buat open mic. Stand up comedy lagi jadi pelarian gw. Bukan karena gw ngerasa gw lucu. Karna cuma di sini gw bisa ngmg jujur.
Ketika lo jadi artis, kebebasan lo ntuk ngmg jujur direbut. Orang expect lo buat ngmg baik setiap saat. Dan lo akan mengidam idamkan kejujuran. Dua cewe nyamperin gw dan blg:
"kakak minta foto dong"
klo gw jujur gw akan blg:
"nggak gw ngantuk"
“ngga gw capek”
“ketek mba bau, pake deodoran dulu baru foto sama saya”
tp gw gabisa blg kyk gt, jd gw blg:
"oke"
Setiap main di acara tv pagi, host nya tanya:
"apa kabarnya nih tangga?"
dia mau tau kabar tangga? Gw bangun jam 5 pagi buat main di ni acara, suara gw serek baru bgn, gw nyanyi buat ibu2 sama mba2 di rumah yg bukan pangsa pasar gw, gw ditonton di studio sama penonton yg ga peduli sama gw, sama lagu gw, cuma peduli buat ngambil spotlight gw sambil nyanyi dgn teriakan “eaa” nya, dan gw hrs manggil mrk sahabat, dan dia tanya gimana kabar gw? lo tau gw jawab apa?
"Baik.."
Baca tulisan kayak gini kadang suka bikin ketawa. Lo tau gak kenapa lo ketawa? Karna dalam hidup kita kejujuran itu udh langka. Lo udah lupa jujur itu kayak apa sampe pas lo dgr orang nulis ngmg jujur lo kayak:
“anjir apaan ini lucu banget gw gak pernah denger ginian ini pasti lawak gaya baru, lawak stand up komedi”
noo. Ini jujur doang.
Contoh pertama kita udah gak jujur hidup. Misalkan lo pergi ke sebuah tempat nongkrong hari ini. Ketemu orang yang lo kenal tapi gak deket dan lo ngbrl:
" hai bro"
“hai”
"apa kabar?"
"baek. lo?"
"gw juga baek. eh gw kesana dulu ya"
lo kesana dulu ya? Bisa jelasin gw gak lo mau kemana? Lo baru nyampe gitu. Mau tau gak arti kesana dulu ya itu apa? Artinya gw mau melipir dua meter supaya gw sama lo ga ada di jarak ngobrol karna gw gatau mau ngmg apa sama lo. Klo jujur kan enak tinggal blg:
"apa kabar bro? Sori ni kita kan ga deket2 amat jadi gausah maksain ngbrl ya kecuali emang ada bahan yang bukan sekedar basa basi, sip?"
Tapi jujur bukan option. Society ngelarang lo buat ngmg jujur, karna lo bakal dicap sombong.
Contoh kedua, dalam pacaran. Pacaran itu ngajarin lo boong. Kenapa? Karna saat pacaran, cuma kebohongan yang bikin lo gak berantem. Cewe lo bbm:
"aku kangen kamu sayaaaang"
lo bales apa?
“aku kangen kamu juga sayaaang”
lo jujur? No. Klo lo jujur lo blg:
"aduh kamu ganggu deh lagi maen fifa nih tar aja bbmnya"
mau kasih jawaban abu2? Bisa. Lo bisa jawab dgn
"thank you sayang"
lo lepas dari masalah? no. Dia bakal blg:
"kangen buat akunya manaaa?"
ini hukum publik ya. Lo gak bisa bener ngmg jujur karna bahkan klo lo curhatin ke temen lo ini tetep salahlo. Ketika cw ngmg i love you, ga peduli perasaanlo udah sama atau ngga, lo mesti blg i love u juga. Ga bales cewek ngmg i love you itu lebih haram ketimbang solat lima waktu.
"Lo ga jumatan?"
"Ngga"
"oh oke"
"Eh kemaren cw gw blg i love you gw gak bales soalnya gw blm yakin"
"kasian banget pacarlo, emang brengsek lo ya!"
Semua orang nuntut kejujuran. Masalahnya, gak semua orang siap dengernya"

***

Tuesday, October 29, 2013

Foto Part II Pementasan MultiMonolog Selingkuh (Teater Sastra UI)

Kemaren gue bilang bakal ngirim foto ke website Tesas UI di www.teatersastraui.org, cuma ternyata adminnya lagi sibuk ke luar kota. Hehe. Harap dimaklumi, karena kami tetap butuh makan disamping mengaktualisasikan diri kami di teater. Jadi buat yang penasaran dan udah ga tahan pengen liat foto-foto sisaannya yang kemaren belom selesai edit, jangan bersedih hati dan berkecil hati. Ini nih, gue kasih lagi foto-foto pementasan multimonolog Selingkuh yang dipentasin oleh Teater Sastra UI (25-26 Oktober 2013) yang lalu. Beberapa foto ini sedikit ngacak ya, karena ada beberapa yang gue ambil dari proses latihan monolog di Depok juga dan suasana backstage (walaupun kebanyakan foto gue). Jadi, jangan banyak protes. Diliat silakan, gamau diliat juga silakan. Hahaha.

Selamat menikmati!

"The Main Actors: Masih Nginjek Bumi"
"Diselingkuhin"
"Mau ape lo?"
"Asem"
"Bobob And His Poker Face"
"Tiga Bendahara Terindikasi Geng Iluminasi"
"Feminis di depan Panggung, Camen di luar Panggung"
"Digelayutin Hendrik Panggabean"
"Nempelin Arwah Ida"
"F4 - Sanchai"
"Ketua Tesas dan Pimpinan Produksi"

"Selfie Sukaesih Bareng Acid"
"The Ritual"

"Ketik WETON Spasi Ki Pudjo, Kirim Ke 9288"
"Dibayang-bayangi Bayang Zaki"
"Tanda Apresiasi"