Saturday, August 24, 2013

#Catet1

"Setiap orang berhak atas pendapatnya sendiri."

Kemaren si Fulan ngerasa dia cantik boy.
Yaudah sih. Itu kan pendapatnya. Haknya dia. Kita hargailah. Dengan begitu, dia juga bisa menghargai pendapat kita yang sebaliknya. Kan sama-sama berhak kan atas pendapat kita sendiri coy.

Friday, August 23, 2013

Gun.Gul.Records

Alkisah terdapatlah seorang penyanyi yang diberkati Tuhan dengan suaranya yang aduhai begitu merdu. Penyanyi itu dilahirkan dengan jenis kelamin perempuan, bahkan status kepenyanyiannya telah diketahui lebih dulu oleh dokter ketimbang jenis kelaminnya. Karena pada saat keluar dari lubang vagina ibunya, si bayi mungil ini langsung berteriak dengan keras: Weeeeeee are the champions, ma freen~

Dokter yang terkejut ketika itu tidak memberitahukan kasus ini pada siapapun. Pertama karena para perawat sedang mempersiapkan inkubator untuk si bayi kecil ini. Kedua karena ibu si bayi langsung pingsan setelah berhasil melahirkan bayi ini. Ketiga karena bapak si bayi tidak berani masuk ruang persalinan karena trauma dengan darah. Dokter lalu menggendong bayi perempuan ini yang masih melanjutkan lagu dari Queen tersebut. Hal ini menurutnya tidak boleh diberitakan pada siapapun karena ini adalah keajaiban dan mukjizat yang tidak pernah terjadi lagi setelah kasus Nabi Isa yang bisa langsung ngobrol pas bayi.

Tapi berhubung gue yang nulis cerita, jadi yang tau kisah ini selain dokter itu ya gua. Mau apa lo?

***

Tujuh belas tahun kemudian, bayi ini telah tumbuh ranum menjadi mangga yang siap petik. Wangi gadis ini setelah mandi sudah bukan wangi Zwitsal atau Kodomo lagi, namun sudah berganti jadi wangi Pucelle dan Rexona Roll-On. Biasalah, gadis dalam masa pertumbuhan begitu memang menyimpan aroma singit yang harus ditutupi dengan berbagai macam wewangian.

Suara si gadis pun juga makin syahdu aduhai. Vibrasinya makin mantap dan lengkingan suaranya juga sangat luar biasa. Padahal musik yang dimainkannya sejenis musik keroncong dan campursari. Musik yang dengan improvisasi yang jarang dari para penyanyinya. Karena vibrasi dan lengkingan suaranya yang membahana, maka terciptalah sebuah sub-genre baru yang dinamakan Keroncurok. Keroncong campur Rock. Begitulah, akhirnya genre ini dikenal luas karena VCD bajakannya yang menayangkan grup musik si gadis ketika konser live di berbagai acara sunatan tersebar luas dimana-mana.

***

Selama dua tahun konsisten mengarungi jalan kemahsyurannya sendiri dengen genre Keroncuroknya, si gadis mulai dikenal luas oleh masyarakat. Regi Travolta menjadi nama panggung yang setiap dikumandangkan oleh MC, beberapa lelaki langsung melampiaskan syahwatnya dengan sholat berjamaah.

Ternyata, pemain bass dari grup Keroncurok yang bernama Orsun (Orkes Sunatan) Sumenep Berjaya itu menyimpan hati juga pada Regi Travolta. Lelaki kurus kumel dengan rambut gondrong perawakan khas orang Jawa itu bernama Margi. Nama yang cukup keren kedengerannya. Padahal orangtua Margi dulu nulis di akta kelahiran dengan nama Margiyono yang tak terpisah. Namun karena tuntutan zaman, Margi merasa malu kalau tetep membawa Yono di namanya. Akhirnya setelah berijtihad, Margi memerdekakan diri dari Yono. Nama Yono ini lalu diambil oleh Siti Habibah dari Pacitan untuk menambahi nama untuk anaknya yang sering sakit ingus kronis. Nama anak itu sebelum ditambahi Yono adalah Susilo Bambang Yudho.

Oke. Balik ke cerita Margi dan Regi. Margi ternyata selama ini memendam rasa kepada Regi, tapi rasa itu tak pernah ia utarakan langsung pada Regi. Ia hanya cari-cari perhatian aja selama ini supaya Regi melihatnya, dengan cara memvariasikan permainan bas yang ia mainkan dengan lagu yang sedang ia iringi. Contoh paling terakhir adalah ia sukses membuat Regi melihatnya ketika Regi sedang membawakan lagu klasik Final Countdown dari Europe, tiba-tiba Margi memvariasikannya dengan petikan bass lagu Lima Perkara dari Raihan.

***

Orangtua Regi adalah orangtua biasa saja. Bapaknya adalah akademisi, lulusan S3 Universitas di Cambridge. Namun setelah balik ke Indonesia bapaknya malah jadi tukang pukul karena jadi akademisi di sini kurang begitu dihargai. Atau harga seorang akademisi jauh lebih murah ketimbang jadi tukang pukul. Ibunya adalah ibu rumah tangga. Maksudnya, Ibu yang menjual seluruh rumah bertangga yang ada di perusahaan properti Agung Sedayu dan Podomoro Group.

Regi sudah kebelet pengen kawin. Masalahnya adalah ia terlalu sering kawin. Makanya ia bingung menentukan pilihannya, mau kawin sama siapa. Si X begini. Si Y begitu. Si Z kurang ini. Si W lebih disitu. Semua penuh pertimbangan. Maklumlah Regi selain anak satu-satunya sehingga berstatus dilindungi juga seorang perempuan yang punya banyak lelaki di setiap Kota. Nah! Hal yang pertama itu diketahui semua orang, sedang yang terakhir hanya Regi sendiri yang mengetahui. Sesungguhnya ia berperilaku demikian karena dulu waktu SMP menjadi bahan olok-olok perempuan-perempuan lainnya karena gayanya yang cupu waktu sekolah. Iya, dulu seragamnya dia masukin, roknya dia naikkin seperut. Terus roknya dibikin ngatung tiga perempat, dan dia pake kaos kaki panjang putih. Sementara tren perempuan-perempuan SMP gaul pada saat itu adalah yang berjilbab panjang dan roknya juga panjang. Yah, kalah suaralah intinya. Sehingga, cowok-cowok di sekolah ikut-ikutan menjauhi Regi. Makanya sekarang ia nekat jadi perempuan yang liar dan nakal supaya gaul dan bisa ngecengin balik temen-temen SMPnya yang kebanyakan udah pada nikah karena hamil duluan.

Tapi berhubung gue yang nulis cerita, jadi yang tau kisah ini selain Regi itu ya gua juga. Mau apa lo?

***

Guna mencari lelaki yang tepat, Regi mengadakan sayembara. Barangsiapa yang bisa menarik perhatiannya akan dia jadikan suami dan ayah dari anak-anaknya nanti. Pengumuman disebar ke seluruh negeri lewat media Youtube. Total pengunjung sudah melebihi 7 juta akun. Namun yang datang ke tempat yang sudah ditentukan Regi hanya 10 orang. Naas. Tapi Regi tetap mensyukurinya. Dari kesepuluh orang itu, Margi jadi salah satu yang ikut jadi kontestan. Regi kaget. Baru kali ini Margi memberanikan diri untuk dilihat Regi selain salah-salah variasi main bass-nya.

Oke kesepuluh orang itu mulai menunjukkan kemampuannya masing-masing. Satu persatu mereka maju, setelah mengisi formulir daftar ulang peserta sayembara ini. Orang pertama, mirip Agung Hercules. Ia membawa barbel kemana-mana. Kemampuannya hanyalah membentuk otot semata. Ketika ia ditanya oleh Regi dengan pertanyaan "hasil dari satu tambah satu sama dengan?", orang pertama tidak mampu menjawab. Akhirnya orang pertama gagal melanjutkan ke fase berikutnya. Orang kedua lalu maju. Ia mirip Indra L. Bruggman. Putih, tinggi, besar, bergigi gingsul yang menarik perhatian. Namun ketika ia ditanya oleh Regi apa motivasinya mengikuti sayembara ini, si orang kedua menjawab bahwa ia janjian mau ketemu orang ketiga yang mirip sama Bertrand Antolin. Akhirnya, orang kedua dan orang ketiga bertemu. Mereka berciuman di depan umum. Mereka pun masa bodoh gagal melanjutkan ke fase berikutnya.

Orang keempat lalu maju, ia mirip Jaja Miharja. Matanya bisa tertutup sebelah sementara sebelahnya lagi tetap membuka sempurna. Keahliannya hanya itu. Regi tidak tertarik pada kemampuan orang keempat, maka dari itu orang keempat pun gagal melanjutkan ke fase berikutnya. Sampai orang kesembilan, Regi tidak menemukan orang yang mampu menarik perhatiannya hingga kesempatan terakhir yang akan diberikan untuk orang kesepuluh: Margi.

Si pemain bass ini lalu maju kedepan. Herannya, ia tidak membawa bassnya yang selama ini mampu membuat banyak perempuan becek kala melihatnya membetot-betot senar bas yang tebel-tebel itu. Ia lalu melihat Regi dalam-dalam. Lalu Margi berbicara pada Regi,

"Aku ga bakal mainin bass, karena kamu udah tau semua rahasia permainan bass-ku. Aku kesini cuma bawa BPKB mobil BMW merah tuh yang ku parkir di depan itu lengkap sama STNKnya atas nama kamu. Abis itu, aku bawa sertifikat tanahku yang aku punya di Lapangan Banteng. Sama satu lagi, aku punya label rekaman Gun-Gul Records. Gundah Gulana Records. Label rekaman yang sengaja aku bikin karena aku galauin kamu. Nah, kalo kamu ga terima pinangan ini, mungkin itu label rekaman bakal aku bakar seisi-isinya. Bodo amatlah kalo ternyata di dalemnya ada orang yang lagi rekaman juga.. Jadi gimana?"

Mendengar ucapan Margi, Regi langsung loncat bahagia. Ia berlari menghampiri Margi dan memeluknya. Akhirnya Regi menetapkan pilihannya. Ia telah memilih Margi sebagai suaminya. Seluruh warga RT dan RW yang mendatangi acara sayembara itu langsung bersorak gembira. Pak RT selaku wali dan ketua panitia sayembara akhirnya meresmikan pilihan itu dan mengumumkan hari bahagia yang akan dilaksanakan selanjutnya yaitu hari pernikahan antara Regi dan Margi. Ayah Regi juga tersenyum simpul. Ia tidak bisa menjadi ketua panitia karena ia satu-satunya tukang pukul di wilayah itu, hingga ia harus menjaga keamanan acara anaknya di baris paling depan.

***

Hari pernikahan pun tiba. Semua gembira dan Regi serta Margi hidup bahagia selama-lamanya.

***

Sayangnya ini cuma cerita.
Adios.

Monday, August 19, 2013

#RandomConvo2

Orangtua 1 kepada Orangtua 2.

"Hai Clove. Sebelum kita berjalan lagi, aku ingin bercerita suatu hal padamu. Ini kualami ketika aku akan meminum obatku. Ya. Aku simpan obatku di tempat biasa, sebuah lemari kecil menggantung yang berada di kamar mandiku. Namun, sebelum aku membuka lemari kecil itu, aku melihat sesosok wajah yang sangat kusam di cermin yang berada di lemari kecil itu. Lalu aku buru-buru mengambil sabun cuci mukaku dan mencuci mencuci mencuci dan kuulangi hingga lima kali. Setelah itu, kubasuh mukaku dengan air yang sangat segar sekali. Aaaaaah, mukaku terasa sangat ringan sekali, Clove! Aku kembali melihat cermin di lemari kecil tempatku menaruh seluruh obat-obatku Clove. Kau tahu apa yang terjadi Clove? Bagaikan sulap, seluruh kusamku hilang semua! Hahahahahaha.

..................emm.. namun Clove. Kau tahu apa yang terjadi lagi setelahnya? Kerut-kerut di wajahku terlihat makin mengerikan. Oh! Aku tak ingin melihat muka orangtua menyedihkan di cermin itu lagi! Aku segera membuka lemari obatku dan meminum obat-obatku Clove. Hingga pada hari dimana obat itu tersisa satu, langsung kuhabiskan obat anti kerut wajahku itu tanpa sekali pun membuka cermin. Aku ingin melihat efek dari obat yang aku minum itu Clove dan aku pun tak ingin melihat wajah orangtua yang menyedihkan dan menjijikkan itu lagi.. Lalu setelah kutelan pil terakhir itu, aku mulai membalik pintu lemari obat itu dengan hati-hati dan melihat cerminnya dengan antusias.

............Clove. Oh Orangtua menyedihkan dan menyebalkan itu tetap berada di sana walaupun seluruh obat anti kerut wajahku sudah kuhabiskan semuanya! Aku lalu berpikir Clove. Mengapa kita susah payah harus menanggung seluruh kerut di wajah ini? Mengapa kita harus menjadi orangtua Clove? Apa kau tahu Clove tentang sebuah rahasia bahwa tidak ada tempat di dunia ini untuk orangtua? Aku ingin selamanya muda Clove. Aku ingin terus menjadi muda, tanpa harus menjadi orangtua yang selalu menyedihkan, menyebalkan dan menjijikkan. Tidak ada tempat untuk orangtua di dunia ini Clove, sehingga obat-obat anti kerut wajah itu laris manis di pasar dan apotik di negeri ini! Ah.. Kita selalu mengganggap orangtua adalah makhluk lemah dan tak ada gunanya lagi Clove. Setidaknya begitulah pendapat yang kita yakini ketika kita muda dulu. Naah, kau lihat aku kini? Hahahahahahahahaha.

...............Clove. Aku sudah selesai bercerita. Mari kita teruskan perjalanan ini"


***
Nihaqus (lagi berak)
di Kakus,
19 Agustus.

Gengsi Gengsi Gengsi Bilang Rindu

"Bilang aja sih 'Wey, gue kangen sama lo!'. Gitu aja repot. Kalo lo gengsi terus kaya begini, nahan-nahanin bilang kangen gitu kan nanti bisa-bisa keluar tai yang ngebatu dari mulut lo. Uft. Jangan begitu mulu dong. Eh, tapi mending begitu sih, daripada keluar naga berduri. *Apaansih*

Yaudah, kalo kangen bilang aja. Gausah gengsi! Jangan ngebohongin perasaan!"




*daaaaan... gue tutup pintu lemari gue yang ada kacanya*

Sunday, August 18, 2013

Zsonic Dusyal alias Semog

(Ini Part Pertama Cerita Libur Lebaran Gue)

Gini ceritanya, waktu kemaren pas liburan lebaran gue mengunjungi Muntilan. Setelah melakukan serentetan acara-acara keluarga dengan keliling silaturahmi ke seluruh keluarga besar di Muntilan, Jawa Tengah sana kami akhirnya memiliki satu hari kosong dari acara keluarga. Karena itu, gue dan keluarga memutuskan untuk jalan-jalan ke satu-satunya mol yang ada di deket situ. Mol yang terdekat dari Muntilan berada di Magelang, jaraknya hampir 8-10 kilometeran. Nama mol itu adalah Artos. Gue lupa Artos itu singkatan dari apa.

Di dalem mol, ya nampak sama aja ga beda dengan mol yang ada dimana-mana. Ada carrefour, ada breadtalk, dan lain sebagainya. Yang beda cuma ada beberapa merk-merk baju dan celana lokal yang jadi bagus karena mereka nyewa stand toko yang lumayan bagus bener-bener bersaing dengan Levis, Wrangler, The Executive, dsb.

Karena banyak anak-anak yang menghabiskan uang lebarannya berjudi di time zone, gue melipir sendirian keliling mol. Akhirnya gue menemukan sebuah toko yang jualan di tengah jalan di dalem mol, depan carrefour. Toko itu hampir mirip pet shop yang minim budget, sehingga nyewa lapak di tengah jalan itu. Yang jaga toko itu juga beda. Bukan Cina. Karena hampir seluruh pet shop yang gue pernah kunjungi kebanyakan yang jualan itu orang Cina. Terus gue tertarik banget dengan binatang yang dia display waktu itu: LANDAK MINI.

Dari pertama kali gue liat, gue langsung tertarik banget dan langsung berniat untuk membeli landak mungil itu. Setelah liat-liat, ngobrol sama mas-masnya dan melakukan penawaran akhirnya gue berhasil mendapatkan landak itu dengan harga yang lumayan murah untuk seekor landak mini jenis Brown Snowflake. Saking antusiasnya, gue sampe lupa nanyain itu umur berapa landaknya....

Nah sekarang, gue punya peliharaan baru. Buat jadi saluran kasih sayang gue lah. Lumayan kan daripada kosong-kosong banget. Hahaha. :D Gue namain Zsonic Dusyal. Nama Zsonic sebenernya gue ambil dari karakter Sonic the Hedgehog. Dusyal singkatan dari Dua Syawal, tanggal gue ketemu dia. Hehe. Kalo lo ngerasa namanya keberatan, ya gapapa. Lo boleh panggil dia Semog juga kok. Karena dia bener-bener semog bikin gemes. Hahaha.




Zsonic Dusyal!

Do you have problem, man?
Mengidu Kaki Bau Pelangi
Goin Home

Friday, August 16, 2013

Jalan-Jalan Random Part II: MPR-DPR

Hahaha, ini jalan random gue yang kedua setelah ke Pulau Seribu. Gue mengunjungi gedung tempat mahasiswa biasa berdemo meneriakkan keinginan perubahan-perubahan agar didengar oleh wakil rakyatnya. Yap. Ini gedung perwakilan rakyat kita atau biasa kita denger dengan sebutan gedung MPR-DPR.

Gue masuk ke DPR-MPR dengan penjagaan yang ketat, mengingat pada hari itu lagi ada acara gladi kotor kedatangan presiden RI untuk memberikan laporan pertanggungjawabannya. Pasukan Pengaman Presiden ada dimana-mana. Sementara tujuan gue disana sebenernya cuma pengen foto-foto. Hahaha.

Gue sempet didatengin satu pengawal presiden dan minta gue untuk ga naik ke tangga gedung memek. Dia juga minta supaya gue cepat bergegas karena acara gladi kotornya akan dimulai dan tidak untuk umum. Yaudah akhirnya gue cuma foto seadanya. Gue cuma fotoin taneman yang ditanem di halaman deket kolam karena itu taneman oke banget. Hahaha. Warnanya merah sama putih, emm.. broken white sih. Tapi yaudahlah. Siapa peduli. Itu tanemannya juga ga protes itu putih apa broken white. Haha.

Bless the day, yang waktu itu lagi cerah banget!





*Merdeka!*

Merawat Kemerdekaan

Besok hari lahir negeri ini, Indonesia. Udah 68 tahun, kalo itu dikonversi jadi umur manusia modern, tentu itu umur yang cukup renta. Tapi kalo dikonversi jadi umur manusia jaman nabi, mungkin usia 68 tahun masih usia balita. Usia yang belom ada apa-apanya. Mungkin bisa jadi umur negeri ini mengacu pada umur manusia jaman dulu. Usia 68 tahun bukan umur yang ada apa-apanya. Masih jauh perjalanan kita untuk bisa jadi negara yang bijak dan negara yang maju. Perjalanan itu, memang banyak kerikil yang sangat tajam. Kerikil yang berasal dari luar negeri ini maupun kerikil yang berasal dari dalam negeri ini. Namun seberapa tajamnya kerikil-kerikil itu, kaki-kaki bangsa ini harus tetap melanjutkan perjalanan di atas kaki mereka sendiri.

Gue, seberapa pun bencinya pada orang-orang di negeri ini, mengucapkan selamat hari kemerdekaan Indonesia. Mari kita rawat kemerdekaan yang merupakan hak paling dasar dari seluruh kehidupan manusia.

Oh iya buat kemerdekaan besok gue punya kado hasil jalan-jalan random kemaren:




Yup. Bu Fatma. Tahun 1945, malem sebelom hari kemerdekaan, persis kaya malem ini, dia lagi jait bendera merah putih dengan keikhlasan dan cinta. Semoga arwah beliau dan para pahlawan kemerdekaan lainnya tetap berada di sisi terbaik Tuhan Yang Maha Esa. Amin. 

*Merdeka!*

Beralih

Oke. Kemaren malem adalah waktu-waktu paling random dan paling ga tepat untuk kangen sama seseorang. Adalah malem Jum'at yang mestinya bagi sebagian orang ditakutin karena banyak setan keluar tapi engga bagi gue. Fak. Horror sih. Iya horror. Karena gue ternyata menemukan hal yang lebih menakutkan daripada ngeliat setan keluar yaitu: dia mesra-mesraan sama yang lain. Mak.

Oke. Ternyata gue masih se-enggak bisa beralih itu. Hal yang baru gue pahamin ketika gue masih aja kesel nemuin apa yang biasanya gue tulis, gue kasih, gue ucapin, dan semua yang gue lakukan buat dia, dilakukan oleh orang lain. Ha. *Suara angin sepoi-sepoi*

Jadi Begini ya?
Kalo alam semesta ngebuat sebuah lingkaran yang sama rata sama rasa yang bagi sebagian orang dikasih nama karma, mungkin ini adalah karma yang gue terima dari kelakuan gue yang dulu-dulu terhadap orang lain. Ibarat utang, gue harus ngebayar saat kapanpun gue udah dapet saldo yang cukup. Biar semuanya jadi lingkaran yang sama rasa sama rata lagi.

Udah dong ya. Udah. Sekarang waktunya gue beralih ke tempat lain dan mendapatkan karma baik yang udah gue tanem juga selama ini keorang-orang. Utang udah "dibayar" tinggal nunggu "panenan" dari tempat yang lain.

Maap nih, tulisan pertama abis lebaran bukannya tentang liputan lebaran malah curcol dikit. Hahaha. yaudah deh segitu aja cukup.

*Cheers*

Tuesday, August 6, 2013

Keep Calm And Selamat Lebaran

SELAMAT LEBARAN YA PEMBACA SETIA BLOG GUE. BAIK YANG BACANYA TERANG-TERANGAN MAUPUN YANG DIEM-DIEM SEMBUNYI. (*Sok ngartis*)


BAIK YANG DI INDONESIA, DI LUAR NEGERI, ATAU YANG DI INDONESIA TAPI PAKE IP ADDRESS LUAR NEGERI. SEMUANYA DEH. SELAMAT LEBARAN YAAAAAAA!

Balik lagi nanti dengan tulisan gue setelah lebaran paling liputan perjalan mudik. Hehehe. 
:*

Sunday, August 4, 2013

Mudik Mudik Mulih Ndisik

Belakang (ki-ka): Mbak Yuan, Dek Ikhwan, Fauzan, Gue, Rahman. Depan: Mbak Nana


Selasa besok gue bakal mudik, gue ga yakin kalo besook masih ada waktu buat nulis-nulis. Jadinya pas lagi ada waktu kosong kaya gini, mendingan gue nulis aja kan daripada lupa. Selasa besok gue rencananya mau mudik. Yeeeaaaay. Menuju kampung halaman bokap (lagi) walau udah ga di tempat mbah kakung yang rumaahnya udah dijual karena udah tua dan hampir bobrok karena kena abu vulkanik Merapi.

Rumah itu punya sejuta kenangan sebenernya. Dari kecil kalo kita lebaran, hampir tiap tahun ngumpul disana. Kecuali kalo bokap atau nyokap gabisa. Karena di sana rumahnya gueeedeeee banget. Mbah kakung emang juragan tanah lokal yang cukup dihormati disana, dengan usahanya yang gigih dan ulet dia bisa saingan sama cukong-cukong tanah Cina yang licik-licik dan kotor itu. Selain itu, anak-anak mbah kakung juga banyak banget, ada 15an. Jadi kami bener-bener keluarga besar banget yang butuh rumah besar buat kumpul. Sekarang rumah itu udah dijual dan gue cuma bisa liat dari luarnya doang. Di samping rumah itu ada jalan menuju kuburan mbah putri yang persis ada di belakang rumah itu. Salah satu tempat yang pertama kali banget bakal dituju kalo udah ada di sana. Agenda kedua sih bakal dateng ke lamarannya Dek Ikhwan di Salatiga. Hayo yang mau ketemuan di sana, kabarin aja ya!


Kuburan Mbah Putri yang kanan dan anaknya (Paklek Djauhar) yang kiri


Lebaran kali ini gue bakal ngumpul di rumah sepupu gue yang paling tua dari semua persepupuan di trah Nurhadi dari Muntilan, namanya Mas Uud. Ga jauh kok letaknya dari rumah mbah kakung. Dua tahun lalu gue pernah iseng jalan kaki dari rumah Mas Uud ke rumah Mbah kakung, alhasil lumayan sih kaki gue kapalan gara-gara kesananya pake sendal semi-refleksi yang gue beli di bis. Hahaha.

Besok selasa, gue ke sana naik pesawat, jadi ga mungkin kan pramugarinya jualan sendal semi-refleksi. Hahaha. DUH PRAMUGARI! errrr... *noyor kepala sendiri*

Udahlah. Gitu aja. Daaah.

:D

Their Excuse: Pelarian

Begini, mungkin lo akan mengerti ketika lo udah ngejalanin hubungan yang cukup lama dengan seseorang dan ketika hubungan itu berakhir ada beberapa rasa yang hilang, terutama rasa mau lagi berhubungan serius sama seseorang. Entah itu karena trauma, masih sayang, antipati atau apa yang jelas untuk beberapa kasus, ada yang sampe begitu. Doi mungkin bisa aja deket sama seseorang lagi, tapi untuk ngejalanin hubungan yang serius, dia bakal pikir-pikir banget. Paling mereka ngebiarin proses-proses itu dateng lagi untuk ngembaliin perasaan dia jadi seperti sedia kala. Tapi kalo lo gabisa nunggu proses-proses itu ya ga usah berdalih macem-macem lah semacem: "Gue ga mau cuma dijadiin pelarian"


*F*

Saturday, August 3, 2013

Alergi Debu

Emang ada yang salah ya dengan orang yang alergi debu? Hrr. Gue termasuk orang yang sebenernya tersiksa dengan itu, bukannya sok-sokan higienis ya tapi beneran kalo ada tempat yang berdebu gitu pasti gue langsung bersin, pilek dan ujung-ujungnya idung gue gatel-gatel sampe ngerembet ke mata. Kalo udah gatel gitu udah ga asik lagi deh rasanya. Jadi, tolong pahami. Ini bukan untuk diketawain, karena gue semenderita itu aslinya. Sekali lagi bukan sok-sokan. Tapi mekanisme pertahanan idung gue aja berarti yang gabisa kena debu.

*Cheers!*
Aku takkan kecewa pada mereka yang meninggalkanku dan pernah begitu.
Aku tak boleh kecewa dengan hidup yang kujalani dan jalan yang kuhidupi.
Aku tak boleh kecewa dengan kehidupan itu sendiri.
Berbahagialah mereka yang masih bisa memilih kebahagiaan.
Berbahagialah mereka yang masih bisa menemukan kebahagiaan diantara orang-orang yang sulit menemukan kebahagiaan.
Jika aku masih bisa memilih jalan kebahagiaan itu, tentu saja menghabiskan hidup dengan mereka adalah cara sempurna mendefinisikan kebahagiaan itu.
Tapi aku takkan kecewa pada mereka yang meninggalkanku dan pernah begitu.

Mari sini mendekat kembali.
Bagi lagi kehangatan dalam rapatnya ikatan lengan kalian.
Apa yang melekat di badan bisa dihilangkan, namun yang melekat di pikiran sulit untuk dilupakan.
Mari sini sayang. Bagi lagi pembicaraan-pembicaraan yang bisa mendewasakan.

Apa kau bisa izinkan aku rasakan kehangatan itu datang lagi sebelum tubuh ini mendingin?

Friday, August 2, 2013

Orange(dan) 2

Kemaren gue udah sempet cerita tentang pohon-pohon jeruk yang gue tanem kan? Barangkali lo ada yang ga percaya kalo gue bener-bener bercocok tanam saking randomnya ngabisin waktu-waktu kosong bengong bikin skripsi waktu itu, hahaha. Tapi ga usah sedih, dari kemaren pagi trus dilanjut lagi tadi pagi, gue melakukan sesi foto-foto sama si Skripsi 1 dan skripsi 2, serta satu pohon lagi yang masih bertahan hidup.

Nih hasil sesi foto-fotonya. Cuma dikit sih, tapi yaudahlah. Daripada dituduh hoax. (Siapa juga yang nuduh) hahaha.

Kenalin nih (dari kiri-kanan): Skripsi 1, Skripsi 2, Unnamed 1.

Si Skripsi 1 udah banyak daun sama cabangnya.

Ini si skripsi 2

 Mereka semua beda keluarga. Gue sendiri yang nanem bahkan lupa skripsi 1 itu jenis jeruk apa, skripsi 2 jenis apa dan lainnya jenis apa. Yang jelas waktu itu gue menanam segala jenis jeruk dan seinget gue yang pertama-tama gue tanem itu berjenis jeruk manis yang bisa buat dimakan. Entah Jeruk Ponkam, Jeruk Medan atau Pontianak. Nah sisanya yang gue tanem di pot lainnya cuma eksperimen-eksperimen gue nanem jenis jeruk lainnya. Jeruk limau, jeruk nipis dan jeruk-jeruk asem lainnya.

Masih iseng sih gue pengen nemu beberapa jenis jeruk yang aneh dan belom pernah gue temuin kaya jeruk purut, jeruk darah (yang dagingnya warna merah) buat ditanem juga. Kalo Jeruk Bali sih udah sering nemu dan gue ga minat nanem. Ga eksotik gitu, hahaha. Kalo ada jenis jeruk yang gede-gede gitu paling gue maunya nanem jeruk pepaya. Jeruk yang bentuknya kaya pepaya. Iya sih, lebih mirip kaya toket ceweknya Hulk. Gede terus ijo gitu. Hahahaha. Eh puasa ya, sori-sori.

Nih toket ceweknya Hulk. (Sumber: labuhanbatuagrocenter.wordpress.com)


Ah yaudah deh gitu aja, see you in my next story. Siapa tau gue nanti ada ide lain buat nanem cabe-cabean kan. Hahaha.

*Cheers*

Thursday, August 1, 2013

#Jejak

Aku sedang bersih-bersih. Ruangan ini harus siap ditinggali lagi. Sudah lama semenjak kepergiannya, ruangan ini tidak lagi digunakan oleh orang lain dalam waktu lama. Beberapa mungkin ada yang datang dan melihat-lihat, tapi mereka tidak tinggal. Mereka hanya mampir, lalu pergi lagi. Debu tebal berada dimana-mana. Aku bersihkan dinding utamanya, namun ini tak mau hilang.. Berkali-kali aku bersihkan namun tak juga hilang.

Sayang, jejak ini milikmu, bukan?