Thursday, May 26, 2016

Bahaya Laten Mei

Gue cuma mau kasihtau, bahwa di bulan Mei ini lahir berbagai macam hari bersejarah:
Tanggal 2 Mei, hari Pendidikan Nasional.
Tanggal 20 Mei, hari Kebangkitan Nasional.
Tanggal 9 Mei, itu hari lahirnya PKI.

Oh omong-omong tentang PKI, sekarang lagi sering banget kampanye ketakutan-ketakutan akan bangkitnya PKI. "Awas bahaya laten PKI!". Come on, dunia udah berubah kali. Komunisme ga laku di mana-mana. China dan Rusia yang empunya aja juga ga komunis-komunis amat sekarang secara ekonomi.

Lu tau, di bulan Mei, bukan PKI yang berbahaya secara laten. Yang paling bahaya dari bulan Mei, adalah ini:

  
Hari Bahaya Laten Rindu, diperingati Rocky Gerung di tanggal 11 Mei.


 Sekian.










Saturday, May 7, 2016

Ada Apa Dengan Cinta 2 Dan Lini Masa Yang Berantakan

Sebagai penggemar film AADC garis keras, tentu mendengar film legendaris tersebut hadir kembali merupakan berita yang menguras segala hal: Memori, emosi, air mata, tenaga dan tentu saja isi dompet. Oh untuk masalah isi dompet, gue cuma becanda. Tapi sisanya, Serius!
Lalu muncullah film AADC 2 di tengah kerinduan itu. Ingar-bingar kerinduan para penonton seputar pada kelanjutan cerita Cinta dan Rangga: apakah mereka bakal nostalgia ala mantan lagi, apakah mereka blablabla dan lain sebagainya. Namun bersamaan itu, muncul juga sebuah keraguan. Apakah film ini adalah film yang mampu menembus segala kerinduan penonton akan AADC selama 14 tahun?

Jawaban bisa berbeda pada setiap orang. Dari segi statistik kuantitas penonton, mungkin ya. Satu juta penonton dalam 2 hari tayang adalah pencapaian luarbiasa. Namun jawaban gue, AADC 2 adalah film yang tidak memenuhi ekspektasi kerinduan akan film AADC pertama. Sebagai fans AADC garis keras gue kecewa. Namun kekecewaan tersebut hendak gue tuliskan dalam sebuah tulisan, mengingat itu hal yg gue bisa.

Oke. Gue mulai utarakan dulu kekecewaan gue akan film AADC 2 ini dengan mengucap bismillah. Supaya Dian Sastro inget bahwa lulusan filsafat kaya kita berdua emang ga cocok kerja di BUMN. *Lah terus apa hubungannya?*

***
AADC dan AADC 2 adalah dua film yang berbeda walaupun kedua film itu dikerjakan dan dibintangi oleh oknum yang hampir sama. Dalam film AADC 2, masih ada lima aktor utama di AADC seperti Dian Sastro, Andinia Wirasti, Titi Kamal, Sissy Priscillia, Dennis Adhiswara, dan Nicholas Saputra. Masih ada juga Anto Hoed dan Melly Goeslaw sebagai penata suara dan duet Riri Riza - Mira Lesmana di balik layar.
Dalam AADC 2, tak ada Ladya Cherille (Alya), tak ada Pak Diman (Wardiman), tak ada Jujur Prananto (Penulis Skenario), dan tak ada Rudy Soedjarwo (Sutradara). Walau beberapa karakter lama tak ada, dimunculkan karakter-karakter baru seperti Ario Bayu (Trian), Christian Sugiono (Entahlah) dan Dimi Cindyastira (Sukma). Tapi di sanalah kuncinya, film AADC 2 ini menjadi jauh dari ekspektasi karena tanpa kehadiran yang tak ada tersebut sementara karakter baru tidak cukup membangun kisah. Ibarat lengkuas, mereka yang tak ada ini adalah lengkuas-lengkuas yg dibutuhkan dalam rendang kondangan! Karena tanpa mereka tak akan ada tamu kondangan yg terkejut karena memakan bagian lengkuas, bukan daging rendang. Ya, film AADC 2 hampir miskin kejutan.

Geng Cinta di AADC 2
***

Mari kita mulai. Gue cukup batasi kritik film AADC 2 ini dari segi linimasa, karena mungkin kritik yang lain mungkin sudah ditulis oleh penulis lain. Kembali ke judul tulisan ini, AADC 2 dan Lini Masa Yang Berantakan, sebelum gue mulai nonton gue berharap bahwa film AADC dan film AADC 2 akan membentuk sebuah linimasa yang koheren, tampak nyambung satu sama lain. Tapi harapan ini nyaris tak dikabulkan.

Dalam sebuah scene, Alya tampil hanya dalam bentuk nisan. Tertulis lahir tahun 1986. Sampai sini, terlihat bahwa jalinan cerita ini masih koheren dengan struktur setting waktu di AADC. AADC muncul pada tahun 2002 dengan latar anak-anak kelas 2 SMA. Jika Alya lahir tahun 1986, artinya persis umurnya di tahun 2002 ia berumur 16 tahun. Umur yang sesuai dengan struktur umur anak sekolahan pada saat itu. Kesimpulan gue pun, karena tak ada keterangan lain, umur masing-masing anggota geng Cinta dan Rangga adalah sama persis: 16 tahun. Tapi inilah yang akan menjadi pangkal masalahnya.

Di scene berikutnya, kita mendapat informasi bahwa Rangga memutuskan Cinta di tahun 2006. Itu terlihat dari sebuah surat yang dibuka kembali oleh Cinta di apartemennya. Cerita tentang mengapa Rangga memutuskan hubungannya inilah yang akhirnya menjadi kisah utama dalam AADC 2. Ya, AADC 2 sebenarnya adalah film yang memperlihatkan kualitas buaian lelaki. Eh. Sorry, maksudnya, film AADC 2 hanyalah rangkuman alasan mengapa Rangga meninggalkan Cinta selama 9 tahun tanpa kabar. Oke. 9 tahun. Artinya ada sebuah informasi lagi yang kita petik dalam film ini bahwa film ini mengambil setting tahun 2015, karena berkali-kali Cinta bilang 9 tahun tanpa penjelasan sementara satu-satunya waktu yg menjelaskan adalah surat putus Rangga yg dibuka Cinta dari kotak sepatu entah merk apa itu di Apartemen Cinta. 

Setting waktu tahun 2015 ini juga dikuatkan dengan tahun nisan Alya. Alya meninggal di tahun 2010. Dalam sebuah scene di mobil, Cinta juga menjelaskan kalau Alya meninggal 5 tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan. Artinya, persis ini setting tahun 2015.

Kalau kepastian setting tahun telah didapatkan, yakni tahun 2015 maka selanjutnya adalah kisah Rangga yang membuat bangunan ini berantakan. Dalam sebuah scene, Rangga menjelaskan mengapa ia meninggalkan Cinta.

Rangga menjelaskan ia meninggalkan Cinta karena pada saat orangtua Cinta dan Cinta liburan ke New York, Rangga dibisiki sebuah wangsit. Sorry sorry. Maksudnya, dibisiki oleh ayahnya, agar cepat menikahi Cinta agar ia tak lama menunggu. Tapi Rangga bilang bahwa saat itu kuliahnya berantakan, dan saat itu ia menjelaskan bahwa dia berumur 23 tahun. See? Pada saat itu, satu-satunya waktu yg kita tahu adalah Rangga memutuskan Cinta di tahun 2006 dan ia bilang bahwa pada saat itu umurnya 23 tahun. Artinya, Rangga lahir pada tahun 1983. Jika kita kembali pada asumsi awal, artinya Rangga dan Alya TIDAK seumuran! Artinya lagi, waktu SMA Rangga berumur: 19 tahun bukan 16 tahun!

Ada gap yg jauh sekali. Hampir 3 tahun. Entah Rangga anak bego dan ga lulus kelas berkali-kali, atau Rangga emang lagi berbohong dan merangkai cerita supaya balikkan lagi sama Cinta. Gue gatau pasti apa motivasinya. Yang jelas, ucapan ini membuat berantakan semua linimasa cerita AADC dan itu cukup mengganggu gue yg seorang fans garis keras AADC dengan modal 1 poster AADC jaman Dian Sastro masih kuliah. 

***

Linimasa ini juga kembali berantakan karena  mini drama Line yg muncul sebelum film ini rilis. Dalam mini seri AADC versi Line dan AADC 2. Ya sih, walaupun emang ini cuma iklan, tapi entah kenapa mini drama di Line lebih bagus ketimbang AADC 2 sendiri. Namun, bukannya melanjutkan atau paling tidak mengembangkan dari mini drama ini, AADC 2 berdiri sendiri. Setting waktu, tokoh berantakan satu sama lainnya. Dalam mini seri Line, tokoh Alya misalnya masih hidup dengan latar waktu tahun 2014. Sementara dalam AADC 2, Alya meninggal di tahun 2010 oleh kecelakaan.

Proses pertemuan Rangga dan Cinta juga berbeda. Tak ada pertemuan dari grup alumni SMA seperti cerita di Line dan tak ada kalimat ini beda purnama di Bekasi dan New York. (Iya emang ga ada).
Somehow, gue bisa bilang minidrama AADC versi Line lebih bagus ketimbang AADC 2 sendiri.


***

Intinya, AADC 2 benar2 berantakan dan jauh dari harapan. Too obvious dan hampir tak ada kejutan. Adegan-adegan bandara yang legendaris pun tak ada eksplorasi sama sekali. Kalau gue ga salah, adegan bandara hanya ada saat scene kedatangan dan kepulangan Rangga dari dan menuju New York. Masa AADC 2 tak mau mengeksplorasi adegan bandara, padahal sebuah produk air mineral bisa menjadikan adegan bandara sebagai sebuah jokes yang segar.
Adegan Bandara AADC
Adegan Bandara Minidrama AADC versi Line
Adegan Bandara iklan air mineral versi AADC



***


Yang jelas film AADC 2 ini bener-benar jauh dari harapan! Apa-apaan ini film! Masa nonton film bawa pacar tapi malah bikin kebayang mantan2!!! Ga bagus bgt!!! Masa gua mesem-mesem senyum baper sendiri pas nonton sama pacar gua, tapi yang keinget bukan pacar sendiri!!!

Hayo lo nonton film ini keinget siapa hayo!
Apa-apaan Cinta jalan sehari semaleman udah jalan ke penyewaan mobil, ujan2an di candi2an, makan di Sate Klathak (pasti kena asep tuh! Makannya deket tukang masaknya soalnya), nonton wayang serem (pasti ga ada ac tuh!), naik-turun di Puntuk Stumbu trus balik2nya tetep ga lepek rambutnya!!! Ga minyakan mukanya!! Idih bokis abis!!

Cinta ini mutant anti lepek. Patut masuk X-Men episode selanjutnya.
Apa-apaan taksi sepanjang film ini cuma Gamya (ada sih satu taksi gajelas pas adegan di Jogja), minuman dalam film ini sebagian besar cuma air putih (ada sih eh teh manis), handphone dalam film ini cuma Nokia Lumia (eh bener ga sih?) dan keterangan mobil mitsubishi ber-GPS (yang dikendarai Geng Cinta di Jogja) benar2 ga diperlihatkan, malah yang dipake mobil Jeep. Ini scene-scene Mubazir! But frankly, mungkin adegan-adegan mubazir yang beriklan ini ga akan kejadian kalo sutradaranya Rudy Soedjarwo atau penulis skenarionya masih Jujur Prananto.

***

Mari Berdamai
Sampai di taraf kesimpulan, marilah kita tutup kekecewaan ini dengan shadaqqallahul'adzim. Marilah berdamai, karena gue tetep masih berharap dan menuntut adanya film AADC 3 dimana berisi cerita tentang bahtera rumah tangga antara Rangga dan Cinta. Mau tau gue, mereka berantem ga sih masalah Korea, atau jangan-jangan Rangga suka kentut tiba-tiba dan bau busuk, atau misal ternyata Cinta itu kalo tidur suka makan tempat. Dalam rumah tangga mereka, mereka sering rebutan remote tv ga sih buat nonton infotainment. Rangga ini suka insom-insom gitu juga belom dikulik. Cinta yg artsy-artsy hipster juga belom dikulik. Somehow, gue tetep merindukan kejutan itu hadir dalam film dengan embel-embel "Ada Apa Dengan Cinta", bukan film-film yg semacam udah bisa ketebak jalan ceritanya dari awal.

Ya. Mari berdamai.