Wednesday, November 27, 2013

Jet'aime Alsa

tampaknya doaku untukmu tak dikabulkan Tuhan.
tampaknya kamu tidak bahagia pun senang.
Apakah Tuhan begitu membenciku sehingga Dia tak mengabulkan doaku?
Atau kamu memang sengaja tak bahagia seolah-olah Tuhan tak mencintaiku?
Jika begitu, aku bisa tebak apa maksudmu sengaja tak bahagia...
Kau benar-benar mencintaiku hingga kau pun tak rela jika Tuhan mencintaiku...

-Ruang DPM FIB UI, entah kapan di tahun 2009-

Saturday, November 23, 2013

Piye, Mas?



Jum'at 22 November 2013.
Gue nemu gambar dari Tumblr yang ditayangkan oleh mdprolet.(Link Gambar)
Nah gambar itu lalu menginspirasi gue untuk nambah sebuah kalimat "Piye, mas?" yang terlintas begitu aja ketika pertama kali gue liat gambar ini.
Gue mempersilakan orang untuk menginterpretasikan sendiri apakah kalimat ini cocok dengan gambarnya, tapi menurut gue ini cukup mewakili beberapa pendapat yang merasa bahwa konstruksi kecantikan perempuan sudah terlalu dibentuk hingga tingkat yang tidak disadari oleh mereka (perempuan) sendiri bahkan juga mempengaruhi pendapat dari para lelaki. Contohnya ya ini: Ketika kita melihat perempuan yang "miara" rambut ketiak, sebagian dari kita masih merasa jijik atau respon negatif lainnya.
Jadi apakah konstruksi kecantikan yang ada dalam benak kita merupakan konstruksi yang dibuat produk-produk kosmetika dan terinternalisasi secara tidak sadar di otak kita ataukah kita mampu dengan sadar membentuk dan mendefinisikan sendiri kecantikan itu?

Jadi piye, mas?

Friday, November 22, 2013

Jangan Sakiti Hati Alpha


Jum'at, 22 November 2013.
Diinspirasi dari selentingan kalimat bernada keluhan seorang perempuan kala nelfon di angkot T 112, jurusan Depok-Kampung Rambutan via Jalan Cibubur.
Gue cuma ngebayangin aja kalo yang diajak ngobrol di ujung telfonnya itu Alpha Power Rangers, yang bentuk badannya gak jelas. Gimana doski ga sakit hati denger keluhan begini. :D
Tadinya diakhir gue mau nulis "Pesan Moral: Bersyukurlah Lu Masih Punya Badan" tapi takut terlalu tendensius seakan-akan gue udah cukup umur dan cukup bijaksana dan punya moral yang cukup baik juga untuk ngasih pesan buat para pembaca.

Fak. Gue lupa ngasih makan landak gue. Udahan dulu yak. Ketemu lagi nanti!

*Cheers!*

Tadi Tak Ada Gerimis

Tadi tak ada gerimis,
yang ada hanya warna biru jingga yang sengaja digurat matahari-hampir-terbenam di langit.
Sayang kamu pulang cepat sekali, tapi mudah-mudahan masih ada yang tersisa yang bisa kamu lihat dari balik jendela keretamu.
Malam perawan, bulan terlambat datang.
Venus sempat mengintip centil tapi pergi lagi ketika bulan hadir diperaduan.
Hati-hati sayang, stasiun tempatmu berhenti rawan pencuri.
Karena hanya kamu yang kutakutkan hilang lagi.

Jaga diri. Untuk kutemui lagi.

Thursday, November 21, 2013

 Edisi nyampah 20 November 2013.

Asal Sama Kamu, Mas.
Belah Aja Dadaku, Mas.
Bangsat Kamu, Mas.

Wednesday, November 20, 2013

Main Bersama Mereka

Sebenernya tulisan/foto-foto ini harusnya tayang bulan lalu karena kegiatan foto-foto ini dilakukan pada bulan lalu. Tapi saking pikunnya, gue lupa melulu! Untung tadi sempet buka-buka berkas Semog di komputer dan gue nemuin foto-foto yang belom sempet ditayangkan di blog ini. Hehehe. Ini foto Sidvi, Siouxsie dan Sibil (anak-anaknya Semog) waktu umur mereka sebulanan. Gue ajak main di pekarangan rumah untuk pertama kalinya. Badan mereka masih pitik-pitik, yang kalo sekali di remes mejret. Haha. Alhamdulillah, bayi-bayi landak ini semuanya jinak jadi aman kalo dipegang. :D

Siouxsie. You can call her Sexy.
Sexy's twin brother. Call him Sybil.

Sidvi.

Ini Sidvi. Fans Sid Vicious. Hobinya senyum-senyum kalo diajak Selfie

Sidvi ini duplikatnya Semog banget.

Sunday, November 10, 2013

#PosyanduAnakSemog: Bulan Kedua.

Sembilan November artinya udah dua bulan anak-anak Semog hadir di dunia ini. Sebagai kado, Jum'at malem gue pergi ke Pamulang untuk mengambil dua landak temen gue yang mau dia jual karena udah ga diurusin lagi. Dua landak itu masing-masing berjenis kelamin betina dan jantan. Jenisnya sendiri sp High Snow. Itu juga kata temen gue. Haha. Cirinya sih, durinya kebanyakan warna putih ada oranye-nya. Corak-pola warnanya juga putih. Warna item/coklat jarang banget di badannya. Moncongnya putih, ga coklat dan ga item. Matanya warna item, ga ada cincin biru di matanya. Warna di bagian perutnya agak oranye. Ukuran badannya lebih gede dari anak-anak Semog, tapi kalah jauh daripada Semog. Gue rasa umurnya sekitar 4-6 bulan. Makannya Whiskas minumnya Aqua, belagu. Haha.

Dua landak itu, yang jantan belom bernama sementara yang betina tadinya dinamain Moci, udah gue ganti namanya jadi Ludwig dan Ludwina. Ga ada alesan yang jelas kenapa gue namain demikian, cuma nama itu melintas aja sekelebat pas jalan ke Pamulang. Gue niatnya mau jadiin mereka indukan. Sambil nunggu anak-anak Semog cukup umur dan mereka semua bakal gue kawinin. Untuk sementara, untuk anak-anak Semog gue masih menggunakan pendekatan Pavlov walau masa sapih sebenernya sudah lewat. Anak-anak Semog sekarang udah bisa makan sendiri dan minum sendiri, udah ga netek lagi ke Semog. Semognya sendiri juga kayanya males netek-in mereka. Untuk Ludwig dan Ludwina gue pisah-kandangin, soalnya Ludwinanya galak banget. Padahal Ludwig udah ngaceng mulu. Haha.Tadi juga gue sempet nyoba tuker-tuker tempat tinggal mereka dan ngamatin pola mereka saat ketemu. Hasil pengamatan gue menyimpulkan, Ludwig tukang ngewe, Ludwina mungkin trauma karena korban perkawinan paksa, Semog masih sok malu-malu, Tiga anak Semog masih polos-polos. Haha

Yaudah, jadinya sekarang gue punya enam ekor landak mini: Dua jenis pinto, dua jenis brown snowflake, dua jenis High Snow. Emm.. tapi kok gue ga yakin ini High Snow ya, abis setelah googling cirinya mirip landak jenis Champagne. Hah persetanlah yang penting ada durinya. Haha.

Friday, November 8, 2013

Hujan

Hujan tampak marah-marah sekali. Sesekali petir menggelegar. Tak biasanya hujan semarah ini. Angin bertiup kencang mengempaskan pepohonan ke tanah. Aku terlalu takut untuk menerjang hujan ini. Aku tipe perempuan yang suka merunduk saja dan berteduh. Menunggu hujan reda biarpun hingga larut.

Baru tahun kedua aku kuliah disini. Belum banyak yang kukenal. Belum banyak pula yang aku ketahui. Aku biasa dijemput pulang oleh ayahku sepulangnya kerja. Tetapi hujan ini tampaknya memacetkan ibukota yang mudah tergenang air. Ayahku tak bisa menjemput pulang, mobilnya pasti terjebak dalam lautan roda-roda berputar lintasi Jakarta yang semakin memanas[1]. Aku sendirian dalam kebutaan tentang jalan pulang. Kini hanya ada aku, payung dan hujan dalam satu meja panjang penuh penantian ini. Tak ada gelas dan tak ada nyali.

Pukul setengah lima sore. Hujan tak kunjung berhenti. Memberi isyarat kelelahan pun tidak. Burung-burung gereja pun berteduh dibawah atap kantin ini, sibuk menghangatkan badan dan mengeringkan sayap-sayap basahnya. Hari semakin gelap, bayangan rumput kian pekat.

Pukul lima sore hujan reda walau masih sedikit terisak. Aku segera menuju jalan pulang. Payung hitam peninggalan almarhumah ibuku menemaniku. Aku tahu ibu akan selalu menemaniku dalam hujan yang menakutkan ini.

Hanya ada satu jalan dari kampusku menuju jalan pulang yaitu melalui gang sempit yang hanya muat dua orang. Kata orang, setiap malam menjelang tak jarang kejahatan menyapa tiap bayangan di sepanjang jalan gang ini. Ah, aku benci jalan ini. Makanya, aku berusaha pulang sebelum malam terlalu larut, sebelum cahaya tak bisa menembus jalan ini. Kebetulan, cahaya matahari masih sedikit menggelayut menunggu dilahap sang malam.

Lalu sosok itu muncul di ujung gang. Aku terlalu takut untuk menatap kejahatan, hingga kutundukkan kepalaku dan menatap tiap langkah kakiku. Doaku keluar dari mulutku. Aku pegangi payungku erat-erat, berharap ibu membantu menggenggam tanganku dari atas sana.

Aku merasa kakinya mulai mendekat dan ketika kakiku berpapasan dengan kakinya, aku menatapnya. Aku menatap mata yang begitu melekat dalam mataku. Kita saling berpapasan dan mengangkat payung bersamaan[2]. Aku tersenyum simpul dan dia juga. Ini suatu kebetulan yang membuatku senang dan membuat detak jantungku tak beraturan. Ini adalah aliran yang datang dari langit, ketika hujan datang.

Sejak saat itu, aku selalu menolak jika ayah menawarkan jemputan. Sejak saat itu, aku juga tak lagi takut kepada hujan dan selalu senang menanti hujan datang.

***

Hujan datang lagi. Sejak saat itu aku selalu senang menunggu hujan datang karena aku tahu akan ada pelangi sehabis hujan. Kali ini aku tak membawa payung peninggalan ibuku, karena aku ingin menikmati aliran itu lagi sendirian. Aliran yang dibawa turun dari langit langsung, yang membuatku mabuk kasmaran. Aku ingin menatap mata itu lagi sendirian. Mata yang melekat di mataku yang membuatku jatuh cinta.

Aku sampai diujung jalan gang itu. Aku belum menemukan sosok yang kutunggu. Detik jam terus berdetak membawa dingin masuk kedalam sel kulitku. Aku terus menanti. Tapi tetap tak kutemukan sosok itu diujung gang. Aku kehujanan. Aku basah, oleh hujan dan air mataku sendiri.

Mengapa Tuhan menciptakan misteri atau segala kemungkinan yang tak mampu kita tebak?

***

Hujan datang lagi. Sejak saat itu, aku tak terlalu senang lagi dengan kehadirannya. Karena ternyata pelangi tak selalu muncul sehabis hujan. Pelangi akan datang ketika ada sinar mentari terpantul bulir-bulir air yang menggenang. Sementara hujan hanyalah air yang turun dari langit. Aku paham. Bahwa tak selamanya kemungkinan kehidupan bisa kita tebak akhir ceritanya. Ini misteri yang dari dulu alam bawa, ada sebelum Adam ditendang Tuhan ke bumi ini. Cerita cinta kita ternyata bukan sesuatu yang turun dari langit. Dan aku tutup, cinta pada pandangan pertama itu ternyata sesuatu yang nyata namun absurd.

Pukul lima sore. Hujan tak kunjung berhenti. Aku kembali meminta ayahku menjemput pulang. Aku kembali suka merunduk dan berteduh. Menunggu hujan reda biarpun larut, karena aku takut basah lagi oleh hujan dan air mataku sendiri.

***

[1] The Bobrocks – Romansa Kaum Urban, (2010) Album Kompilasi Sounds From FISIP UI Vol.1, Depok.
[2] Ayusya Abiansekar – Parade Toleransi, (2009) Terbanglah Dara, Kelirpro: Depok.

cinta tidak jatuh dari langit.
Cinta Tidak Jatuh Dari Langit.


 ***
February 17, 2011 at 5:46pm
Notes Facebook:
https://www.facebook.com/notes/nihaqus-nihaq-yuhamus/hujan/501304551639



Thursday, November 7, 2013

Mungkin Besok

"Sekarang saya lagi lelah. Suasana hati saya lagi kacau. Barusan saya minum-minum alkohol, habis 4 botol sendirian. Saya mikir, kenapa setiap saya jalan selalu ada awan hitam kecil yang mengikuti saya. Mengelilingi jalan saya. Selalu. Kelabu. Buang waktu. Mending saya mabok. Jalan-jalan ke luar, ga tentu arah. Ga ada tujuan. Beli senyum orang yang bisa kita lengkungin kaya pelangi. Bebas. Semuanya bebas. Now, I wanna take my time for me. All me. Mungkin besok, saya baru akan cari jalan pulang saya sendiri.”, tulis Mama di ponsel Papa saat aku curi-curi melihatnya. Sekedar mencari jawaban kenapa Mama belum pulang 2 bulan ini.

Friday, November 1, 2013

Monolog: Jujur (oleh Kamga)

Halo November. Bulan ini bukan bulan yang spesial di tahun ini karena hari merahnya cuma satu. Haha. Jadi gue ga gimana-gimana juga untuk bulan ini. Biasa aja. Oh, tadi gue lagi iseng baca-baca beberapa blog dan gue nemu satu tulisan dari Kamga yang gue temukan di Tumblr. Tulisan ini adalah salah satu seri monolognya di Tumblrnya: www.kamga-mo.tumblr.com. Sehingga, untuk pertama kalinya gue repost tulisan orang di blog ini, tapi menurut gue tulisan ini bagus buat direnungkan: Apa kita selama ini emang yang membentuk masyarakat yang ga jujur? Haha. Jadi, silakan baca.

"Pesan sebelum baca: ini gw nulisnya sambil ketawa2, jadi bacanya moodnya senyum ya. Jangan kaget. Here goes..
Gw suka senin malem. Bisa ke hanglekir buat open mic. Stand up comedy lagi jadi pelarian gw. Bukan karena gw ngerasa gw lucu. Karna cuma di sini gw bisa ngmg jujur.
Ketika lo jadi artis, kebebasan lo ntuk ngmg jujur direbut. Orang expect lo buat ngmg baik setiap saat. Dan lo akan mengidam idamkan kejujuran. Dua cewe nyamperin gw dan blg:
"kakak minta foto dong"
klo gw jujur gw akan blg:
"nggak gw ngantuk"
“ngga gw capek”
“ketek mba bau, pake deodoran dulu baru foto sama saya”
tp gw gabisa blg kyk gt, jd gw blg:
"oke"
Setiap main di acara tv pagi, host nya tanya:
"apa kabarnya nih tangga?"
dia mau tau kabar tangga? Gw bangun jam 5 pagi buat main di ni acara, suara gw serek baru bgn, gw nyanyi buat ibu2 sama mba2 di rumah yg bukan pangsa pasar gw, gw ditonton di studio sama penonton yg ga peduli sama gw, sama lagu gw, cuma peduli buat ngambil spotlight gw sambil nyanyi dgn teriakan “eaa” nya, dan gw hrs manggil mrk sahabat, dan dia tanya gimana kabar gw? lo tau gw jawab apa?
"Baik.."
Baca tulisan kayak gini kadang suka bikin ketawa. Lo tau gak kenapa lo ketawa? Karna dalam hidup kita kejujuran itu udh langka. Lo udah lupa jujur itu kayak apa sampe pas lo dgr orang nulis ngmg jujur lo kayak:
“anjir apaan ini lucu banget gw gak pernah denger ginian ini pasti lawak gaya baru, lawak stand up komedi”
noo. Ini jujur doang.
Contoh pertama kita udah gak jujur hidup. Misalkan lo pergi ke sebuah tempat nongkrong hari ini. Ketemu orang yang lo kenal tapi gak deket dan lo ngbrl:
" hai bro"
“hai”
"apa kabar?"
"baek. lo?"
"gw juga baek. eh gw kesana dulu ya"
lo kesana dulu ya? Bisa jelasin gw gak lo mau kemana? Lo baru nyampe gitu. Mau tau gak arti kesana dulu ya itu apa? Artinya gw mau melipir dua meter supaya gw sama lo ga ada di jarak ngobrol karna gw gatau mau ngmg apa sama lo. Klo jujur kan enak tinggal blg:
"apa kabar bro? Sori ni kita kan ga deket2 amat jadi gausah maksain ngbrl ya kecuali emang ada bahan yang bukan sekedar basa basi, sip?"
Tapi jujur bukan option. Society ngelarang lo buat ngmg jujur, karna lo bakal dicap sombong.
Contoh kedua, dalam pacaran. Pacaran itu ngajarin lo boong. Kenapa? Karna saat pacaran, cuma kebohongan yang bikin lo gak berantem. Cewe lo bbm:
"aku kangen kamu sayaaaang"
lo bales apa?
“aku kangen kamu juga sayaaang”
lo jujur? No. Klo lo jujur lo blg:
"aduh kamu ganggu deh lagi maen fifa nih tar aja bbmnya"
mau kasih jawaban abu2? Bisa. Lo bisa jawab dgn
"thank you sayang"
lo lepas dari masalah? no. Dia bakal blg:
"kangen buat akunya manaaa?"
ini hukum publik ya. Lo gak bisa bener ngmg jujur karna bahkan klo lo curhatin ke temen lo ini tetep salahlo. Ketika cw ngmg i love you, ga peduli perasaanlo udah sama atau ngga, lo mesti blg i love u juga. Ga bales cewek ngmg i love you itu lebih haram ketimbang solat lima waktu.
"Lo ga jumatan?"
"Ngga"
"oh oke"
"Eh kemaren cw gw blg i love you gw gak bales soalnya gw blm yakin"
"kasian banget pacarlo, emang brengsek lo ya!"
Semua orang nuntut kejujuran. Masalahnya, gak semua orang siap dengernya"

***