Wednesday, November 23, 2016

Status Facebook Amin

"Kamu ini bikin tulisan yang menyindir umat, kamu tau konsekuensinya apa? Kamu ini dianggap kafir, kamu dianggap tidak membela agamamu, kamu dicap liberal dan sekuler. Naudzubillah. Segera hapus tulisanmu itu. Saya tidak mau pondok pesantren ini dicap tidak bisa mengajari santrinya beragama yang baik dan betul", tegur Ki Dahlan kepada Amin seraya melihat ponselnya pagi itu.

"Yai, itu bukan menyindir namanya. Saya hanya bikin satire saja. Kenapa sih banyak dari kita yang terlalu reaktif hanya karena ucapan seorang kepala daerah yang belum tentu seperti apa yang kita tuduhkan?", bela Amin.

"Inikan sudah ada fatwa ulamanya. Kamu ini ngerti apa tentang agama? Ilmu kamu itu masih tidak ada apa-apanya dengan alim ulama yang sudah memberikan fatwa itu", tegas Ki Dahlan.

"Ya, memang betul Yai. Saya pahami itu. Tapi ada yang janggal, Yai. Bolehkah saya utarakan kejanggalan itu?", tanya Amin.

"Apalagi?"

"Kebetulan Yai sedang lihat ponsel, coba googling berita yg judulnya 'Terungkap, Ternyata Guru Besar Maha Guru Dimas Kanjeng Ada yang Pengemis dan Pemulung'. Di situ tertulis 'Guna meyakinkan pengikutnya, pria yang semuanya berjengot ini diberi jubah dan sorban layaknya seorang kyai atau ulama.' Inikan sebuah penipuan yang dilakukan orang yang seolah sebagai ulama namanya Yai. Apakah ini bukan penistaan terhadap ulama, Yai? Kok untuk kemudhoratan yang nyata seperti ini, alim ulama yang berada di pusat tidak memberikan fatwa Haram sama sekali?", tanya Amin heran.

"Itu beda konteks! Tak ada hubungannya dengan si Kepala Daerah yang mulutnya kayak jamban itu! Lagipula itu kan hanya oknum yang mengaku ulama!", tukas Ki Dahlan

"Lho, kalau si kepala daerah itu berbicara dalam konteks untuk mengingatkan dari bahayanya oknum yang mengaku-ngaku ulama itu, bagaimana Yai?", desak Amin lagi.

"Tetap saja dia salah. Karena dia bukan Muslim! Apa tujuannya coba? Bukan muslim kok ngingetin yg muslim!", jawab Ki Dahlan santai.

"Apa ada muslim yang sudah mengingatkan hal itu, Yai? Kalau ada, kenapa sampai sekarang masih ada oknum-oknum seperti itu, Yai? Apakah umat benar-benar serius menegakkan agama dan membela agama, Yai? Ataukah memang kita hanya bergerak karena kepentingan politis saja?"

"Astaghfirullah Amin! Keterlaluan kamu meragukan gerakan umat! Amin, mulai sekarang saya melarang kamu membaca buku-buku Filsafat. Kamu akan saya kirimkan lagi ke Kudus, supaya kamu benar-benar lurus menjalankan ibadah dan tuntunan Islam!", sergah Ki Dahlan.


***

Berita yang dimaksud Amin: http://www.tribunnews.com/regional/2016/11/06/terungkap-ternyata-guru-besar-maha-guru-dimas-kanjeng-ada-yang-pengemis-dan-pemulung

Tuesday, November 22, 2016

Rush Money (Sebelum Jadi Hits)


"Pokoknya bapak-bapak hari ini harus tarik uang bapak dari bank Yahudi, bank Nasrani. Kita semua harus masukkan uang-uang itu ke bank syariah, karena lebih islami", kata Abu Tawaf pemimpin kelompok pengajian keliling di Sragen menjelaskan ke majlis pengajiannya.

Lalu salah satu murid Abu Tawaf, seorang pensiunan petani bertanya. "Assalamualaikum, boleh saya tanya? Manakah bank syariah yg tdk dimiliki oleh Yahudi dan Nasrani?"

"Tidak ada", jawab Abu Tawaf yang mengundang pertanyaan lebih.

"Lalu, bagaimana kami menaruh uang kami wahai Abu Tawaf?", sontak penanya lain langsung menimpali

"Tenang, bapak-bapak. Dunia ini belum memiliki sistem perbankan yg tdk berhubungan dgn Yahudi dan Nasrani. Tapi kita harus bersyukur punya Probolinggo", jawab Abu Tawaf tenang.

"Indonesia di Probolinggo itu punya bank syariah Islam pertama di dunia??", tanya Pak Luhur, murid Abu Tawaf yg mantan karyawan tambang.

"Bukan bank, tapi nanti uang bapak-bapak akan disimpan di sebuah bunker rahasia di sebuah padepokan Raja Probolinggo. Raja itu diberkahi karomah untuk bisa menggandakan uang, bukan karena riba tp karena seizin Allah"

***

.
.
.
.
.
.
... dan Tujuh bulan kemudian, terkuak siapa Raja Probolinggo tersebut.
 
 

Monday, November 21, 2016

Sumpah Biji Kuda

Terdengar suara keributan dari rumah Pak RT. Ternyata pangkal keributan berasal dari Burhan, preman komplek yang memang terkenal suka bikin ribut.

" Saya tidak mau tahu! Pokoknya KTP saya harus jadi. Pak RT ini sudah dipilih warga untuk melayani warganya! Saya ini warga Pak RT!", ujar Burhan tersungut-sungut.

"Saya bisa saja Bur bantu bikinin kamu KTP. Itu urusan mudah. Tapi kamu yg bener aja dong! Masa mau suruh saya nulis 'demonstran' di kolom Pekerjaan kamu!", balas Pak RT tak mau kalah.

"Saya ga punya pilihan lain pak! Kerja saya memang tukang demo! Saya bisa bayar berapa saja yang Pak RT mau! Gampang itu. Heh, pak asal bapak tahu, setiap ada momen pilkada gini, saya malah giat-giatnya bekerja! Kemarin saya dapat 100 juta buat kerahkan massa demonstrasi", Burhan lantang berbicara.

"Terserah kamu lah, Bur. Yang jelas saya ga bisa tulis Demonstran di kolom pekerjaan kamu. Kamu lebih baik cari pekerjaan lain atau tunggu calon Gubernur yang kamu dukung itu melegalkan 'demonstran' sebagai pekerjaan yang sah di Kota ini"

Burhan lalu cabut dari Rumah Pak RT, sambil bersumpah bahwa sampai Lebaran Kuda ia tak akan memakan biji kuda sampai ia berhasil membuat Pak RT menuliskan 'Demonstran' di kolom pekerjaan KTPnya. Sumpah ini lalu dikenal sebagai 'Sumpah Biji Kuda'.

Thursday, November 17, 2016

Demo Penistaan Agama Bupati Kendal

Terjadi demonstrasi besar-besaran di Kendal. Pangkalnya ibu-ibu dari Gabungan Majlis Taklim Kendal Raya berdemo menginginkan Bupati Kendal dicopot dari jabatannya terkait pidatonya di hadapan ibu-ibu pekerja tambang pasir belum lama. Murni binti Maimun, salah satu koordinator aksi dari Majlis Taklim Daarul Qalam asuhan Pak Haji Marbot mengatakan bahwa ucapan Pak Bupati tak bisa ditolerir karena menghina ayat suci dan menghina para suami. Murni menginginkan Pak Bupati untuk segera diproses hukum atau mereka mengancam untuk menggantung Pak Bupati di jembatan lima. "Kami menginginkan keadilan! Pak Bupati harus bertanggungjawab atas ucapannya yg melukai perasaan ibu-ibu di Indonesia! Lagipula menurut Fatwa MUI, Pak Bupati telah melakukan penghinaan Al-Qur'an! Segera proses hukum atau kami gantung!", ucap Murni
 
Kontroversi terjadi saat Bupati Kendal melakukan sosialisasi program kesehatan reproduksi kepada ibu-ibu pekerja tambang pasir. Ia menekankan pentingnya perempuan untuk produktif namun tetap tidak membahayakan kesehatan reproduksinya. Ia menyatakan dukungan penuh pemerintah Kendal bagi kebutuhan para perempuan pekerja termasuk mewajibkan seluruh pelaku usaha/dinas di Kendal yang mempekerjakan perempuan untuk memberikan cuti tambahan satu kali setiap bulannya. "Ibu-ibu harus mendapatkan cuti minimal sebulan sekali (apabila ibu menstruasi) di luar cuti tahunan, cuti hamil dan cuti melahirkan. Itu hak natural seorang ibu. Jadi ini untuk menjaga kesehatan reproduksi ibu dan juga menjaga hubungan psikologis antara anak-ibu, termasuk hubungan harmonis dengan suami. Saya gak mau nanti ibu-ibu dibohongi pake Surat An-Nisaa 3 terus nanti bapak punya istri lagi dengan alasan ibu sudah tidak produktif lagi. Tenang bu, Ini sudah kami support jadi peraturan pemerintah", ucap Pak Bupati kala itu.
 
Pernyataan tersebut lantas menimbulkan pro-kontra sehingga tercipta aksi demonstrasi ini. Terdapat potongan video pendek pidato Pak Bupati yang diedit dan disebar salah satu tim sukses dari Sekda yang hendak menjadi Calon Bupati di pemilihan Bupati. Video pendek ini akhirnya menimbulkan aksi demonstrasi besar-besaran yang diklaim Murni sebagai aksi demonstrasi ibu-ibu terbesar di Asia Tenggara. "Kami ini biasanya cuma bisa demo masak lho gara-gara liat promo panci atau kompor baru. Tapi gara-gara Pak Bupati, kami jadi demo beneran nih! Pokoknya kalo 1x24 jam Pak Bupati ga jadi tersangka pelecehan ayat suci atau pelecehan perempuan, maka kami akan kerahkan ibu-ibu yang lebih banyak lagi", Murni tersungut-sungut.
 
Saat dikonfirmasi di lain tempat, Pak Bupati menolak menarik ucapannya. Ia menyatakan bahwa tak ada yang salah dengan pidatonya. Justru menurutnya ia malah mendukung perempuan untuk terus bekerja dan berkarya tanpa melupakan natural rights-nya sebagai perempuan. "Kita kan tidak bisa menyamaratakan antara laki-laki dan perempuan dalam kerja ini. Kendal harus progresif. Laki-laki tidak menstruasi, sementara perempuan iya. Laki-laki tidak hamil, sementara perempuan iya. Laki-laki tidak menyusui, perempuan iya. Jadi ada beban lebih bagi perempuan kalau masih disamaratakan dengan pria. Kalau masih disamaratakan seperti yang terjadi sebelum saya ini, yang jadi korban ya selalu perempuan", tutup Pak Bupati. 
 
Sepertinya, kasus ini akan terus menjadi pembicaraan yang panas. Layak kita nantikan.


***

PS: Ini bukan berita. Ini hanyalah cerita fiktif. Saya tulis sebagai satire keadaan politik Indonesia, wabil khusus DKI Jakarta, pada November 2016. Ditulis sebagai tulisan pertama dari serial tulisan satire yang akan saya posting dalam beberapa waktu ke depan (yg tak ditentukan). 
 
 
(As I write on Facebook Notes https://www.facebook.com/notes/nihaqus-nihaq-yuhamus/demo-penistaan-agama-bupati-kendal/10153870099066640, November 16th 2016)

Friday, November 11, 2016

#GerakanNasiGoceng

Bulan ini gue komitmen untuk sisihin goceng tiap harinya utk biaya makan Pemulung/Jompo yang masih harus cari makan di jalanan yg gue temuin di jalanan dalam bentuk beliin mereka nasi dan laukpauknya.

"lah kok ngasih ikan, bukan pancingan?"

Bulan ini gue baru mampu ngasih ikan. Semoga aja bulan-bulan berikutnya udah bisa kasih pancingan. Semoga juga akan banyak orang yang punya komitmen sama, jadinya ga susah buat ngasih pancingan.

#GerakanNasiGoceng