Thursday, November 17, 2016

Demo Penistaan Agama Bupati Kendal

Terjadi demonstrasi besar-besaran di Kendal. Pangkalnya ibu-ibu dari Gabungan Majlis Taklim Kendal Raya berdemo menginginkan Bupati Kendal dicopot dari jabatannya terkait pidatonya di hadapan ibu-ibu pekerja tambang pasir belum lama. Murni binti Maimun, salah satu koordinator aksi dari Majlis Taklim Daarul Qalam asuhan Pak Haji Marbot mengatakan bahwa ucapan Pak Bupati tak bisa ditolerir karena menghina ayat suci dan menghina para suami. Murni menginginkan Pak Bupati untuk segera diproses hukum atau mereka mengancam untuk menggantung Pak Bupati di jembatan lima. "Kami menginginkan keadilan! Pak Bupati harus bertanggungjawab atas ucapannya yg melukai perasaan ibu-ibu di Indonesia! Lagipula menurut Fatwa MUI, Pak Bupati telah melakukan penghinaan Al-Qur'an! Segera proses hukum atau kami gantung!", ucap Murni
 
Kontroversi terjadi saat Bupati Kendal melakukan sosialisasi program kesehatan reproduksi kepada ibu-ibu pekerja tambang pasir. Ia menekankan pentingnya perempuan untuk produktif namun tetap tidak membahayakan kesehatan reproduksinya. Ia menyatakan dukungan penuh pemerintah Kendal bagi kebutuhan para perempuan pekerja termasuk mewajibkan seluruh pelaku usaha/dinas di Kendal yang mempekerjakan perempuan untuk memberikan cuti tambahan satu kali setiap bulannya. "Ibu-ibu harus mendapatkan cuti minimal sebulan sekali (apabila ibu menstruasi) di luar cuti tahunan, cuti hamil dan cuti melahirkan. Itu hak natural seorang ibu. Jadi ini untuk menjaga kesehatan reproduksi ibu dan juga menjaga hubungan psikologis antara anak-ibu, termasuk hubungan harmonis dengan suami. Saya gak mau nanti ibu-ibu dibohongi pake Surat An-Nisaa 3 terus nanti bapak punya istri lagi dengan alasan ibu sudah tidak produktif lagi. Tenang bu, Ini sudah kami support jadi peraturan pemerintah", ucap Pak Bupati kala itu.
 
Pernyataan tersebut lantas menimbulkan pro-kontra sehingga tercipta aksi demonstrasi ini. Terdapat potongan video pendek pidato Pak Bupati yang diedit dan disebar salah satu tim sukses dari Sekda yang hendak menjadi Calon Bupati di pemilihan Bupati. Video pendek ini akhirnya menimbulkan aksi demonstrasi besar-besaran yang diklaim Murni sebagai aksi demonstrasi ibu-ibu terbesar di Asia Tenggara. "Kami ini biasanya cuma bisa demo masak lho gara-gara liat promo panci atau kompor baru. Tapi gara-gara Pak Bupati, kami jadi demo beneran nih! Pokoknya kalo 1x24 jam Pak Bupati ga jadi tersangka pelecehan ayat suci atau pelecehan perempuan, maka kami akan kerahkan ibu-ibu yang lebih banyak lagi", Murni tersungut-sungut.
 
Saat dikonfirmasi di lain tempat, Pak Bupati menolak menarik ucapannya. Ia menyatakan bahwa tak ada yang salah dengan pidatonya. Justru menurutnya ia malah mendukung perempuan untuk terus bekerja dan berkarya tanpa melupakan natural rights-nya sebagai perempuan. "Kita kan tidak bisa menyamaratakan antara laki-laki dan perempuan dalam kerja ini. Kendal harus progresif. Laki-laki tidak menstruasi, sementara perempuan iya. Laki-laki tidak hamil, sementara perempuan iya. Laki-laki tidak menyusui, perempuan iya. Jadi ada beban lebih bagi perempuan kalau masih disamaratakan dengan pria. Kalau masih disamaratakan seperti yang terjadi sebelum saya ini, yang jadi korban ya selalu perempuan", tutup Pak Bupati. 
 
Sepertinya, kasus ini akan terus menjadi pembicaraan yang panas. Layak kita nantikan.


***

PS: Ini bukan berita. Ini hanyalah cerita fiktif. Saya tulis sebagai satire keadaan politik Indonesia, wabil khusus DKI Jakarta, pada November 2016. Ditulis sebagai tulisan pertama dari serial tulisan satire yang akan saya posting dalam beberapa waktu ke depan (yg tak ditentukan). 
 
 
(As I write on Facebook Notes https://www.facebook.com/notes/nihaqus-nihaq-yuhamus/demo-penistaan-agama-bupati-kendal/10153870099066640, November 16th 2016)

No comments:

Post a Comment

Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!