Monday, April 25, 2016

Anggap Saja Surat Cinta

Anggap saja ini surat cinta,
sebelumnya aku ingin kau maklumi dulu usahaku sampai disini.
Aku orang yang tak bisa merangkai-rangkai kata indah,
bukan pula orang yang gemar hambur-hamburkan waktu demi menulis surat cinta.

***

Namaku Naga, peranakan batak. Mamakku Batak, tapi tak jelas bapakku siapa, bagaimana dan darimana. Mamak sendiri bingung aku ini lahir dari bapak yang mana. Tapi kau lihat dari mata sipitku yang tak ada di Mamak, mungkin ini adalah barang peninggalan bapakku untukku. Barangkali dulu mamak mabuk di lapo lalu Mamak dipake cukong-cukong yang biasa mampir di sana.

Sedari kecil, aku hidup di sini, Terminal Kampung Rambutan. Jadi temer atau jadi debt collector. Aku mandi di sini, main kelereng di lapangan kecil dekat masjid itu, dan kencing di sebelah sana. Nah, pohon rambutan yang di sana itu adalah tempat favoritku buang air kencing. Kadang kalau aku terlalu banyak minum tuak di lapo, aku bisa kencing sambil bisa kutulis nama-nama yang sedang terpikirkan olehku di pohon itu dengan air kencingku. Orang mabuk, jadi suka-sukanya lah. 

Aku tak pernah sekolah. Aku belajar dari usahaku sendiri bertemu orang-orang yang pintar. Aku belajar berhitung dari Mamak Loren, salah satu perempuan paling berpengaruh di terminal Kampung Rambutan, selain Mamakku sendiri. Mamak Loren adalah bos temer trayek T19 jurusan Depok - Kampung Rambutan. Aku belajar berkelahi dari Bodat. Tak susah menemukan Bodat, ia paling menonjol karena tattonya ada dimana-mana. Tempat favoritnya adalah di pos depan, dekat pohon meranti yang di salah satu cabang besarnya ada bekas patahan itu. Tapi sekarang ia sedang sulit ditemukan di sini, kecuali kau mau ke Lapas Cipinang. Terakhir kudengar ia membunuh orang lagi. Walau aku tak pernah sekolah, percayalah aku senang sekali belajar. Terutama di Lapo Dame, lapo favoritku.

Sebentar, kau jangan salah sangka dulu. Lapo bukan hanya sekedar tempat minum tuak atau makan saksang! Untuk urusan makanan, kuberitahu di sana ada Arsik dari ikan, ada manuk napinadar yang daging ayam, dan yang terenak adalah dali no horbo! Bah! Jadi lapo itu tak hanya menyediakan babi dan anjing saja. Nah, di lapo pun kau akan bertemu dengan banyak orang Batak dari berbagai macam latar pendidikan. Di sana ada yang sekedar bernyanyi dan berkaraoke, sekedar makan lalu pulang, yang bermain catur, namun ada juga yang senang berdebat. Banyak hal yang kupetik dari semua orang yang berada di lapo. Aku hanya bermasalah pada satu hal. Tak ada orang yang pintar menulis surat cinta di satu terminal ini, bahkan di Lapo Dame tempatku biasa mengisi waktu.

***

Aku sering melihatmu keluar, masuk, naik, turun angkutan umum di terminal ini. Awalnya kulihat tak ada yang menarik darimu. Rambutmu selalu berantakan. Pakaianmu juga biasa saja. Badanmu juga tak bagus-bagus amat. Namun setelah sempat kita papasan, aku langsung jatuh cinta padamu. Tapi siapa pula aku. Siapa pula kau. Aku tak tahu siapa namamu, kau tinggal dimana dan hendak kemana. Yang kutahu hanyalah trayek kau saat masuk terminal dan trayek kau saat keluar terminal. Kau selalu menuju Kalideres, kan?

Panjang lebar kuceritakan tentang diriku, tentang Lapo Dame, dan tentang masa kecilku ini padamu bukan tanpa alasan. Tentu kau ingat beberapa kali sudah aku minta tolong menitip buah-buahan untukmu pada sopir-sopir angkutan umum yang biasanya mengantarmu ke Terminal ini. Tiap kuperhatikan wajahmu selalu tampak kesal, ada apa rupanya dengan buah-buahan itu? Tak cukup segarkah? Atau barangkali sopir-sopir itu meledekmu ya? Sampai kudengar mereka meledekmu seperti monyet, biar kuberi pelajaran nanti. Asal kau tahu, aku memberimu buah-buahan agar kau selalu sehat, supaya setiap hari bisa kulihat kau di terminal ini lagi. Senyumlah lagi, itu pengantar tidurku yang paling manis.

Ah, tapi bukan itu alasan utamaku. Aku ingin berkenalan denganmu. Aku sudah jatuh cinta padamu tatapan pertama. Mungkin papasan yang pertama kali itu kau pasti sudah mengenaliku. Tak ada lagi pria yang sepertiku. Hanya ada satu Naga di Terminal ini, dan itu sudah kupastikan jauh-jauh hari. Tapi kalau kau belum mengenaliku, ya bagus. Artinya kita sama-sama belum saling mengenal. Kuundang kau bertemu besok malam di Lapo Dame, setelah kau selesai kerja atau kuliah atau sekolah. Percayalah, tak ada anjing atau babi diantara kita.

Kalau kau mau bertemu denganku, berilah aku tanda. Pakai baju merah besok. Tunggulah aku di dekat tukang Roti Tan Ek Tjoan, di dalam ruang tunggu Terminal. Kupastikan tak akan ada yang berani mengganggumu di terminal ini.


Sekian,

Naga.

1 comment:

  1. New online Baccarat 2021: Where's The Bet? | FEBCASINO
    Learn about the 카지노사이트 latest baccarat งานออนไลน์ on the internet. When you look at the best online casinos to 바카라 사이트 play for real money.

    ReplyDelete

Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!