Wednesday, April 20, 2016

Pencuri Yang Tertangkap Basah

Tahun 2009, pernah ada orang yang menulis sesuatu di status facebooknya. Jelas sekali saya ingat betul apa yang ia tulis itu adalah persis buah pikiran yang sempat saya tulis lewat notes facebook. Orang tersebut, junior saya di kampus. Ia memang sempat bilang bahwa ia menyukai apa yang saya tulis. Ya memang hanya kutipan kisah cinta yang remeh-temeh, tapi kamu tau sendiri bahwa menulis bukanlah perkara mudah. Jelas saya damprat dia, dengan baik-baik. Lewat pesan via Facebook.

"Kalau kamu suka tulisan saya dan mau kutip juga, silakan. Tapi, pesan saya kalau kamu mau kutip, jangan pernah lupa kreditnya. Jangan pernah hapus siapa yg nulis. Saya tak berharap terkenal di lingkaran anda. Tapi sebagai penulis, itu adalah respek. Terimakasih"

Ia lalu membalas pesan saya. Meminta maaf, lalu menghapus status tersebut. Tak lama ia memposting status yang sama, dengan bubuhan nama saya sebagai penulisnya.

***

Tahun 2011, pernah ada lagi orang yang mengambil buah pikiran saya. Ia kutip sebagian tulisan saya dalam laman pribadinya yang menurutnya sudah dilihat puluhan ribu kali oleh penikmat tulisannya. Kebetulan orang tersebut kawan dekat saya. Saya sindir halus. "Wih. Kaya kenal nih tulisan ini, pernah liat dimana ya gue?"

Ia tak membalas sindiran saya. Dua-tiga bulan saya cek laman pribadinya lagi, postingan tersebut sudah dihapus. Barangkali ia merasa sindiran tersebut sudah cukup menelanjanginya.

***

Belakangan ini saya lihat beberapa blog dan tumblr yg serta merta menulis apa yang pernah saya tulis tanpa menulis nama saya sebagai kreditnya. Ini juga ketahuan karena saya iseng menulis beberapa rangkaian kalimat dalam tulisan saya sebelumnya ke google dan mendapati tulisan tersebut ada di blog/tumblr lain. Tulisan tersebut diambil baik dari Facebook, Kompasiana, Blogspot, Tumblr, atau sumber tulisan lainnya. Lagi-lagi, hanya pokok tulisan remeh-temeh. Hehe.

Karena saya bukan penulis produktif, yang menulis segala hal seperti orang lain. Tulisan saya hanya seputar apa yang saya lihat dan saya rasa, maka hanya sedikit tulisan tersebut namun saya ingat betul jiwa-jiwa setiap tulisan saya. Saya memang marah dan kecewa melihat ada blog dan tumblr yang demikian, tapi energi saya sudah keburu habis jika harus menghadapi pelaku plagiat ini.

Entah apa motivasinya menjadi pelaku plagiat? Padahal seharusnya menulis adalah mencintai diri sendiri, artinya jujur pada diri sendiri.

***

Saya tak ingin repot-repot mendamprat para pelaku plagiat seperti ini lagi. Biar saja dulu. Kebenaran akan selalu menemukan jalannya sendiri. Sampai sejauh ini, saya biarkan dulu blog/tumblr yg mengutip tulisan-tulisan saya itu bermunculan. Tapi mungkin nanti, bisa saja saya berubah pikiran. So, you better read this before I blacklisted you.

3 comments:

  1. Gue juga kadang nemu orang yang suka publish quote atau foto orang lain tanpa cantumin sumbernya. Manusia palsu gak kenal respect kek gini kagak pernah gue follow meskipun gw kenal. Wkwkwk. Karya2 lu otentik bung, makanya gue follow ;)

    ReplyDelete
  2. Abis bikin love confession sih, hidup kerasa lebih enak.

    ReplyDelete

Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!