Saturday, October 19, 2013

Aku (Pernah) Punya Sahabat Terbaik

Delapan tahun yang lalu kami masih sekumpulan siswa Sekolah Menengah Atas yang riang dan polos, sampai akhirnya pertemuan kali ini mengubah paradigma itu. Aku pernah punya sahabat terbaikku, delapan tahun yang lalu. Kami semua berdelapan. Bagi kami, tak ada satupun halangan dan rintangan yang mampu menghalangi laju kami ketika kami sudah bersama. Sepele. Kerja kami hanya bersenang-senang, bercanda, ketawa. Aku ulangi, kerja kami hanya bersenang-senang, bercanda dan ketawa. Itu saja cukup bagi kami. Sekolah hanyalah kegiatan sampingan.

Tentang pertemuan kali ini, ah pertemuan kali ini adalah pertemuan yang telah kami janjikan ketika kami lulus SMA. Ketika itu, kami menulis janji kami tebal-tebal di tiap seragam sahabat: "Delapan tahun lagi harus ketemu, kita liat kita jadi apa!"

***

Delapan orang itu berkumpul lagi dalam satu meja, tanpa keriangan yang dulu biasa kami lakukan. Teriakan paling kencang yang terdengar adalah denting gelas dan piring. Kuperhatikan satu-persatu muka sahabatku. Tampak dunia yang mekanik berada pada muka mereka, mereka yang saban harus berangkat pagi, menembus kemacetan Jakarta, terhuyung-huyung supaya datang lebih lebih lebih lebih cepat supaya tidak dihitung absen di Kantor, selesai kerja harus menembus kemacetan Jakarta lagi, dan pulang harus memakan nasi dingin dan basi. Tenaga dan waktu mereka hampir terkuras oleh apa yang kusebut sebagai rutinitas. Entah apa yang mereka tabung. Uang? Kebahagiaan? Masa depan? Aku tak pernah ingin tahu jawabannya, hanya pertanyaan yang terus menerus muncul di dalam hati. Aku rasa, aku bakal ngeri jika kutahu jawabannya.

***

Manusia harus beradaptasi dengan lingkungan baru, begitulah yang seharusnya terjadi agar mereka tetap bisa hidup dan mempertahankan dirinya. Tapi jika sudah seperti ini, apakah berkumpul dan beradaptasi dengan sekumpulan makhluk mekanik akan membuat kita bisa lebih menjadi manusia? Aku tak tahu mana di antara kedua itu yang terbaik. Entahlah. Jawaban itu selalu akan kita miliki sendiri-sendiri. Tapi akan kuberikan jawabanku tapi takkan kupaksakan kepadamu:

"Aku pernah punya sahabat terbaikku delapan tahun yang lalu, yang kini sudah kembali menjadi orang asing.
Kita kembali..
sendiri-sendiri."

No comments:

Post a Comment

Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!