Sebelum lo baca, gue kasih tau isi tulisan ini adalah spoiler. Review
gue tentang Multi Monolog Selingkuh oleh Teater Sastra UI, yang
dipentasin Jum’at (25/10) di Graha Bhakti Budaya.
Kalo disuruh mendeskripsikan pementasan ini dalam dua kata, pasti
akan gue sebut SAKIT JIWA. Kalo cuma satu kata, mau ga mau gue sebut
GILA. Bukan dalam artian klise, tapi dalam artian yang sesungguhnya.
Cerita, Tokoh, Sutradara, Pemain dan (Sebagian) Penonton merupakan
orang-orang sakit jiwa alias gila.
Gue sebenernya udah berkali-kali liat latihan monolog ini, tapi ga
pernah sampe selesai karena ingin nabung efek kejutan pas gue tonton
sisa pementasannya. Pas tadi gue tonton, gue rasa cerita ini sangat
Sakit Jiwa, karena membahas Sadomasokisme (bukan KDRT) dalam rumah
tangga dan Selingkuh justru hanyalah bungkus dari pembahasan panjang
lebar tentang Sadomasokisme ini. Tiga pemonolog utama, Zaki-Ida-Hendrik
baru terkuak identitasnya di akhir cerita, bahwa mereka sesungguhnya
hanyalah arwah yang sedang berkisah, asal muasal pertemuan, proses
percintaan, affair perselingkuhan, hingga akhir pertemuan mereka yang semuanya ditutup pertumpahan darah.
Sementara pemonolog lainnya hanya menggunakan cerita permukaan
tentang konflik segitiga Zaki-Ida-Hendrik sebagai jalan untuk memuluskan
kepentingan mereka sendiri-sendiri. Sebuah potret kebanyakan masyarakat
yang sesungguhnya hanya peduli pada kepentingan dirinya dengan
menggunakan isu-isu nasional/fenomenal.
Mas Yudhi, sebagai sutradara amat jeli dalam memilih pemonolog. Latar
belakang beberapa pemonolog sudah sesuai dengan peran yang mereka
bawakan. Aktivis perempuan, anggota LSM, anak band, pembuat film, dan
“anak” Hukum. Karakter tokoh yang justru jauh dari latar belakang
pemonolog justru paranormal dan pengusaha Batak. Tidak banyak kesulitan
yang Mas Yudhi hadapi karena proses pengembangan cerita dilakukan oleh
masing-masing aktor dan itu dilakukan dengan cukup baik oleh para
pemonolog. Inilah sebabnya gue sebut aktor-aktor ini sangat SAKIT JIWA.
Poin yang sangat gue perhatiin adalah teror lewat kata-kata yang
dimonologkan Zaki, seorang musisi band yang ternyata adalah seorang Sado
yang amat liar dan brutal hingga mampu membuat mual orang/penonton yang
membayangkan.
(Sebagian) Penonton juga Sakit Jiwa ketika mereka menikmati bahkan
tertawa ketika Hendrik merayakan sekaratnya Zaki dengan menari tor-tor,
tarian yang menurut Hendrik merupakan tarian kematian. Tarian untuk
mengingatkan Zaki betapa Ida amat ingin menari namun keinginannya ini
terus dipendam karena larangan Zaki. Hendrik menari tor-tor disaat Zaki
tengah sekarat karena luka dua hunusan pisau Hendrik, dimana
sesungguhnya itu adalah teror yang amat menyeramkan dan menyedihkan
namun penonton tertawa!
Pementasan Multi-Monolog Selingkuh ini adalah teror verbal yang
terjadi kurang lebih selama dua jam setengah. Ini adalah cerita tentang
jiwa-jiwa yang sakit, yang barangkali juga kita pendam di sanubari
paling dalam dan bisa keluar seketika ketika yang kita pendam itu
meledak!
*tabik*
No comments:
Post a Comment
Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!