Saturday, October 26, 2013

Sakit Jiwa!

Sebelum lo baca, gue kasih tau isi tulisan ini adalah spoiler. Review gue tentang Multi Monolog Selingkuh oleh Teater Sastra UI, yang dipentasin Jum’at (25/10) di Graha Bhakti Budaya.



Kalo disuruh mendeskripsikan pementasan ini dalam dua kata, pasti akan gue sebut SAKIT JIWA. Kalo cuma satu kata, mau ga mau gue sebut GILA. Bukan dalam artian klise, tapi dalam artian yang sesungguhnya. Cerita, Tokoh, Sutradara, Pemain dan (Sebagian) Penonton merupakan orang-orang sakit jiwa alias gila.

Gue sebenernya udah berkali-kali liat latihan monolog ini, tapi ga pernah sampe selesai karena ingin nabung efek kejutan pas gue tonton sisa pementasannya. Pas tadi gue tonton, gue rasa cerita ini sangat Sakit Jiwa, karena membahas Sadomasokisme (bukan KDRT) dalam rumah tangga dan Selingkuh justru hanyalah bungkus dari pembahasan panjang lebar tentang Sadomasokisme ini. Tiga pemonolog utama, Zaki-Ida-Hendrik baru terkuak identitasnya di akhir cerita, bahwa mereka sesungguhnya hanyalah arwah yang sedang berkisah, asal muasal pertemuan, proses percintaan, affair perselingkuhan, hingga akhir pertemuan mereka yang semuanya ditutup pertumpahan darah.
Sementara pemonolog lainnya hanya menggunakan cerita permukaan tentang konflik segitiga Zaki-Ida-Hendrik sebagai jalan untuk memuluskan kepentingan mereka sendiri-sendiri. Sebuah potret kebanyakan masyarakat yang sesungguhnya hanya peduli pada kepentingan dirinya dengan menggunakan isu-isu nasional/fenomenal.

Mas Yudhi, sebagai sutradara amat jeli dalam memilih pemonolog. Latar belakang beberapa pemonolog sudah sesuai dengan peran yang mereka bawakan. Aktivis perempuan, anggota LSM, anak band, pembuat film, dan “anak” Hukum. Karakter tokoh yang justru jauh dari latar belakang pemonolog justru paranormal dan pengusaha Batak. Tidak banyak kesulitan yang Mas Yudhi hadapi karena proses pengembangan cerita dilakukan oleh masing-masing aktor dan itu dilakukan dengan cukup baik oleh para pemonolog. Inilah sebabnya gue sebut aktor-aktor ini sangat SAKIT JIWA. Poin yang sangat gue perhatiin adalah teror lewat kata-kata yang dimonologkan Zaki, seorang musisi band yang ternyata adalah seorang Sado yang amat liar dan brutal hingga mampu membuat mual orang/penonton yang membayangkan.

(Sebagian) Penonton juga Sakit Jiwa ketika mereka menikmati bahkan tertawa ketika Hendrik merayakan sekaratnya Zaki dengan menari tor-tor, tarian yang menurut Hendrik merupakan tarian kematian. Tarian untuk mengingatkan Zaki betapa Ida amat ingin menari namun keinginannya ini terus dipendam karena larangan Zaki. Hendrik menari tor-tor disaat Zaki tengah sekarat karena luka dua hunusan pisau Hendrik, dimana sesungguhnya itu adalah teror yang amat menyeramkan dan menyedihkan namun penonton tertawa!

Pementasan Multi-Monolog Selingkuh ini adalah teror verbal yang terjadi kurang lebih selama dua jam setengah. Ini adalah cerita tentang jiwa-jiwa yang sakit, yang barangkali juga kita pendam di sanubari paling dalam dan bisa keluar seketika ketika yang kita pendam itu meledak!

*tabik*

No comments:

Post a Comment

Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!