Thursday, October 24, 2013

Kulepas Kau Lekas

Ada tiga ciri pemimpin yang kuamati dari perjalanan hidupku mengamati orang-orang di sekeliling. Satu, mereka yang selalu berada di depan. Menjadi pusat perhatian. Senang jika orang lain memperhatikan. Mereka ini yang selalu mengumbar kata, menuai pujian. Mereka yang selalu aktif bergerak dan tak suka jika kedudukannya terusik. Mereka yang tak senang kalah dan tak suka berada bukan di depan.

Kedua, adalah mereka yang memimpin bersama-sama, berjalan dan duduk di tengah. Mereka mampu mengatur ritme gerak yang di depan, serta memperhatikan gerak yang di belakang. Mereka yang terbiasa jalan aman dan suka berada di tengah keramaian. Mereka yang harus selalu berada dalam kehangatan. Pancaran mata mereka lembut, bagai surya yang menggelayut. Ketiga, adalah yang memimpin dari belakang. Ia yang hampir tak pernah terlihat memimpin. Mereka yang selalu memastikan semuanya bergerak tak tertinggal. Mereka yang memberikan banyak pelajaran, tapi mereka jugalah yang pada akhirnya ditinggal banyak orang.

Sayangnya, aku tak memperhatikan diriku sendiri. Mataku terlalu sibuk mengamati orang di sekeliling dan otakku sibuk menganalisis tiap-tiap gerak bibir, tangan, tubuh, raut wajah mereka. Untuk apa mereka begini atau karena apa mereka begitu. Sementara orang-orang terbaikku yang seharusnya bisa memperhatikanku dan kumintai pendapatnya, satu per satu justru pergi karena mereka ingin selalu di depan. Lalu pertanyaan yang muncul di permukaan adalah apakah hidup telah melambatkan gerakku atau mereka hanya tak ingin berjalan beriringan lagi?

Manusia telah melakukan rencana, jauh sebelum mereka sempat berbicara. Sebagai manusia hendaknya kita saling berterima pada kenyataan yang sementara ini tak pernah selalu mewah. Anggap saja ini rencana yang tak kita duga, yang harus kita terima. Bukankah hidup menawarkan suka dan duka agar kita tak jera dalam memutuskan di pihak mana kita berada? Kulepas kau lekas. Tak akan kuikatkan lagi pada bibir atau jemariku. Agar rindu tak segera menyusul dan menyumbat alur nafas yang membuat diriku sesak-sesak.

No comments:

Post a Comment

Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!