Wednesday, October 2, 2013

Ramai

Oktober,

Hujan memperkenalkan diri. Dia turun dan membasahi semua yang sudah datang. Tamu-tamu sebagian berteduh di bawah kanopi, ditemani kopi. Menjauh dari tetesan hujan yang bisa melunturkan topeng berbentuk bedak padat limaratus ribu yang menempel di muka mereka. Sebagian yang lain memilih bertahan menikmati setiap tetesan hujan. Langit sedang bersuka cita lagi, mengiringi keceriaan beberapa orang yang hampir mati kekeringan. Mereka yang hampir percaya bahwa baju berdebu mereka takkan pernah lagi dibasahi hujan.

Malam semakin larut. Tamu-tamu mulai sibuk dengan percakapan dengan volume tinggi, bersaing dengan suara hujan yang juga tak mau kalah berisik. Musik makin menenggelamkan suara perempuan kecil yang bercerita tentang kekasihnya. Bagiku, suara musik dan suara perempuan kecil itu sama gaungnya. Bergumul menjadi satu diantara gendang-gendang telinga. Psilocybin yang jadi penyebabnya. Cahaya yang datang menjadi spektrum warna yang berputar-putar, menjauh dan mendekat. Denting gelas anggur atau cangkir kopi justru seperti hentakan jemari Sergei Rachmaninoff menghasilkan komposisi.klasik yang syahdu.

Malam makin larut. Kesadaran makin luput. Senyum dan tawa tak mampu ditahan-tahan. Dari luar, kita bisa bersuka ria di tengah keramaian. Menikmati apapun yang terjadi dengan senyum dan tawa artifisial. Dari dalam, perasaan berduka tak bisa dihapuskan. Entah bagaimana caranya lagi.

Mari selesaikan masalah kita yang hampir sama dengan cara kita masing-masing.

No comments:

Post a Comment

Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!