Monday, July 22, 2013

Cesar

Ga berasa ya, ini udah pertengahan bulan puasa dan gue belom sekalipun nulis tulisan tentang bulan penuh berkah ini. Subhanallah. Tapi karena gue ga pengen gue cuma sekedar meniru-niru tulisan lain tentang indahnya bulan puasa dan seluruh berkahnya yang ada di bulan ini, gue pengen menulis sesuatu yang beda tapi ada di bulan ini.. Yaitu fenomena Cesar!

Bukan. Gue ga mau ngomongin ibu-ibu yang sengaja lahirin anaknya di bulan puasa ini dengan cara cesar supaya lahirnya berkah dan bisa dinamain dengan nama yang ada kata Ramadhan, Romadon, Puasa dan sebagainya. Bukan juga mau ngomongin kisah seorang Julius Cesar yang mati kesengsem sama Cleopatra. Bukaaan. Tapi ini gue mau ngomongin Cesar yang dalam bulan puasa ini booming nemenin waktu saur gue. HAHAHA. *Iya, maap ya gue kalo saur sukanya nonton begituan*

Supaya pembaca non-Islam yang baca tulisan ini bisa mudeng, gue ceritain sedikit kisah awalnya. Jadi begini saudaraku, setiap bulan puasa kami umat Islam dianjurkan untuk makan sahur. Makan sahur adalah makan di waktu dini hari, sebelum azan subuh dikumandangkan. Waktu azan subuh bisa berubah-ubah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan peredaran matahari. Nah, setiap sahur, biasanya setiap stasiun televisi berlomba-lomba untuk menayangkan program peneman sahur yang mereka andalkan. Salah satu stasiun televisi, sebut saja TransTV (bukan nama stasiun sebenarnya), menayangkan sebuah program peneman sahur yang bernama: "Yuk Kita Sahur" atau biasa disingkat YKS. Di program itu, ada seorang bernama Cesar yang bertugas untuk memimpin para penonton yang hadir langsung di studio untuk menari mengikuti gerakannya diiringi musik yang asik-asik menghentak. Tapi program ini bukan sebuah tontonan wajib umat Islam. "Yuk Kita Sahur" tidak ada hubungannya dengan keislaman seseorang atau bisa jadi tidak menambah nilai keislaman seorang muslim. Itu hanya sekedar tayangan hiburan, dihadirkan untuk menambah profit via share rating. Umumlaah. Bisnis pertelevisian. Oke, segitu aja kisah awalnya. Sekarang gue asumsikan semua pembaca bisa mudeng.

Lalu, kenapa gue bahas Cesar buat tulisan pertama gue buat bulan Ramadhan ini??
Hahaha, gapapa sih. Gue menyadari sebagai bagian dari masyarakat ini, gue ngerasa diri gue yang kotor ini udah cukup gila untuk berada dalam masyarakat ini. Literally. Saking gilanya, gue suka ketawa terbahak-bahak nonton Cesar dan goyangannya ini dan merasa sangat terhibur dengan hal demikian. Apa udah terdegradasi ya nilai humor gue? Mak. Maapin. Tapi, entahlah. Gue juga ga begitu disediain pilihan yang beragam ketika gue bolak-balik menonton program acara lainnya dari stasiun tv yang lain karena hal yang demikian cukup umum dihadirkan. Mereka (stasiun tv) sangat identik memainkan dan menampilkan "humor" dengan cara ini. Mereka terus menerus, setiap tahunnya menayangkan humor-humor yang seperti ini menjadikan tren "humor" yang "baik dan benar-adanya" adalah apa yang ditampilkan para pelawak-pelawak itu. Sehingga, semua orang (sebagian orang sih termasuk gue) merasa cukup bahagia dan bisa tertawa dengan terbahak-bahak ketika melihat salah satu pelawak yang dibedakin, dilempar tepung, atau tampil menjadi bencong. Semua lawakan yang sebenernya semu dan kosong. Sementara, gue ga begitu tertarik dengan program tv yang menampilkan tausyiah-tausyiah yang menentramkan hati dan dibawakan dengan penuh kelemah-lembutan padahal justru itulah yang banyak mengandung nilai-nilai religius yang harusnya sesuai dengan tema di bulan ini dan mengisi kekosongan itu semua.

Tapi kok bisa ya, yang kosong dan semu ini meraup banyak perhatian penonton?

Cesar bisa jadi satu orang yang akhirnya menyadarkan gue, kalo gue udah menjadi bagian dari sebagian masyarakat yang gila. Wajar kalo orang yang kehilangan logika dan kehabisan akal gabisa menjawab pertanyaan simple diatas. Karena bagian apa yang lucu dari tarian seorang laki-laki dengan wajah innocent sekaligus antusiasnya itu sampe-sampe setiap kali Cesar menari gue selalu ketawa ngakak?! Hahahaha. Biarlah, kadang gue nolak kalo gue udah gila, seperempat nurani gue teriak-teriak bilang "Gue ga gilaa! Gue gamau gilaa! Peliiiishhh" tapi tiga perempat lainnya justru ngakak kenceng di kala saur melihat tarian Cesar dan secara sadar gue gamau nonton siaran tausyiah-tausyiah (yang dibungkus dengan cara yang ngebosenin dan gitu-gitu doang). Secara ga sadar, ternyata ketawa gue udah memecah keheningan malam yang mestinya tenang.

Ya Alloh. Berkah apa ya nonton Cesar di kala saur? Sebenernya gue tau, ga ada berkahnya. Maap maap maapin Aim ya Alloh. Tapi biar tetep bisa ketawa di tengah masyarakat yang makin terlalu serius menghadapi kehidupan ini, gapapa ya nonton begituan, loh? *ngobrol sama Alloh*
Kalo nanti gue masuk neraka, tuh masukin produser acara-acara tv ituh ke neraka juga tuh, ya Alloh, soalnya mereka semua nampilin humor-humor yang ga ada manfaatnya tuh kecuali ketawa-ketawa kosong ga ada isinya di bulan puasa.. *lanjutin ngobrol sama Allah*

Tapi karena ini bulan puasa, sesungguhnya lebih baik memaafkan lahir dan bathin. Jadi semoga Allah memaafkan gue nonton Cesar plus semua ketidak-sengajaan gue nonton file .3gp di bulan puasa ini. Amin!


*Penontooon! Keep Smile!*

PS: Gue rasa, kalo diseriusin itu tariannya Cesar bisa ngalahin tariannya PSY! *yee malah dilanjutin*

No comments:

Post a Comment

Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!