Tuesday, July 9, 2013

Katanya.

"Australia negeri wool, katanya-katanya// Aborigin sukunya, katanya-katanya// Bumerang senjatanya, waw-waw// Kangguru binatangnya.."

Ada kalimat sakti yang jadi "komen" di lagu Trio Kwek-Kwek ini: Katanya. Entah apa yang ada di pikiran si pembuat lagu anak-anak ini, tapi lagu ini udah nempel banget di kehidupan masa kecil gue, yang walaupun ga terlalu bahagia tetep bisa gue ceritain buat anak-cucu.

"Katanya", mungkin adalah sebuah ungkapan atas keraguan informasi yang didapatkan. Paling sering diungkapkan justru untuk menegaskan informasi yang simpang siur. Padahal siapa yang berkata, belom tentu ada. Misalnya: "Katanya lo udah jadian lagi ya?". Tentu respon yang bakalan kita lontarkan secara spontan dan normal adalah: "Kata siapa?". Nah, biasanya tukang gosip murahan atau detektif kelas teri akan membalasnya dengan: "Aaah, lo ga perlu tau lah gue tau dari siapa...". LAH!

Gue agak bingung sebenernya sama orang yang demikian. Mereka sok meminta klarifikasi atas sesuatu yang ingin mereka ketahui, walaupun yang bukan urusan mereka sama sekali. Tetapi ketika orang yang diminta klarifikasi itu menutut klarifikasi balik, si penanya justru mengelak dan menyembunyikan fakta. Lumrah banget gue temuin ini di tengah-tengah kita. Temen, sahabat, pacar, orangtua, sodara kadangkala memulai pembicaraan dengan kalimat "Eh, katanya..." demi memancing jawaban yang dikehendaki.

***

"Katanya udah ikhlas, katanya udah mau ngapus semua kenangan, katanya mau balik lagi menjalani hubungan yang bikin trauma.. Kok masih cari-cari info sih tentang gue", begitu kata si Mandra kepada Munaroh.

Ternyata, selain berfungsi untuk pertanyaan "gosip", tugas "katanya" bisa juga dijadikan kalimat untuk menyindir dengan sangat efektif. Misalnya si Munaroh udah bilang ke Mandra kalo dia udah memilih Kosim buat jadi pacarnya dan bilang ke Mandra kalo dia bakal jalanin semuanya dengan Kosim dan Munaroh ikhlas apapun yang Mandra lakukan di masa yang akan datang. Masalahnya akan terjadi sebuah sindiran menggunakan kata "katanya" apabila ternyata di kemudian hari si Munaroh ga konsisten dengan ucapannya. Lain di bibir lain di hati lain di sikap. Kalo ternyata demikian ya jelas lah kalo Mandra sindir-sindir cuilik. Biar kesentil asik gitu, yakan? Lagian ngapain juga si Munaroh masih ribetin urusan Mandra dsb kalo 'katanya' udah ikhlas bla-bla-bla kan ya? Jenggot, si Munaroh ga punya. Jadi kenapa mesti ngerasa kebakaran jenggot. Hahahaha.

***

Jadi begitulah.
Eh katanya, Spanyol negeri Matador?


*smirk*

No comments:

Post a Comment

Kalo mau komen pake bahasa yang santun dan sopan ya saudara-saudari!